Like this ?

Selasa, 21 Maret 2017

Hari Air dan Mbok Patmi

Hari Air dan Mbok Patmi

22 Maret tepatnya diperingati sebagai Hari Air Dunia. Jargon yang tak lekang oleh waktu adalah “ Save Water For Better Life “. Pihak – pihak yang biasanya diharuskan melakukan kampanye adalah yang berkepentingan dengan terjaganya Air. Bisa Kementrian PU dengan program Jambore Sanitasi, Kementrian kesehatan atau bisa jadi dengan kementrian Lingkungan Hidup dan kehutanan. Bagaimana dengan Perusahaan – perusahaan yang mengkomersialisasi  Air dalam Negeri? Ada *Qua, L*mineral, dan bermacam – macam merk kemasan plastik yang bisa jadi sampah yang ditimbulkan lebih mencemari daripada program CSR nya. Re-Use, Re-Cycle, Re-Duce atau menanam beberapa pohon, cukup hanya terlihat ceremonial apik buat laporan kepada siapa saja. Tidak seimbang dengan jutaan kubik air yang disedot di hulu dan tercemari di hilir. Hemmmm ... yang penting untung dan untung, siapa yang nggak butuh air bersih sich? Apalagi dikemas dengan tambahan mineral basah alami yang konon ampuh untuk karsiogenik dan segala penyakit asam dari tubuh.

Air dibutuhkan siapa saja, baik manusia, hewan dan tumbuhan penjaga airpun membutuhkan air. Sawah yang setiap hari berasnya kita makan juga sangat membutuhkan air untuk  tumbuh dan berbiji. Pakde menggulirkan Dana Desa inipun salah satunya memperkuat Irigasi agar sawah – sawah itu tidak kering. Yang terlanjur kering bagaimana, buat sumur – sumur sedot – sedot sampai menunggu musim bersahabat lagi. Ya...  Mandiri Pangan, Swasembada pangan mungkin ada dituangkan dalam Nawacita yang menjadi kitab perjuangan Pakde. Tetapi akan menjadi sangat rancu dan bertolak belakang  jika kemudian menutup mata pada Ibu – Ibu Kartini dari kendeng yang dengan keberanian luar biasa mengecor kakinya untuk mengatakan bahwa Karts Kendeng tidak butuh Pabrik Semen.

Ambisi menjadi Raja Semen Dunia dengan menggenjot infrastruktur tidak kemudian menutup mata bahwa kebutuhan  pangan dan kemandirian pangan adalah sebuah kebutuhan dasar. Ibu – Ibu ini tidak hanya mengkuatirkan airnya tidak akan mengalir lagi di sawah – sawahnya. Singkong dan Jagung dikuatirkan akan mengering dan mati. Bentang alam yang berubah tentunya akan mengganggu daur hidrologi. Orang – orang pinter ahli prediksi – prediksi itu berbicara sangat menggiurkan siapapun investornya, 100 tahunpun kapur itu ditambang tidak akan habis. Artinya Kita yang mati duluan anak cucu kita masih menikmati pabrik semen terhebat didunia pun dengan mengorek – ngorek bekas tambang bercampur debu putih nyaris tidak ada hijau - hijaunya.

Apa yang terjadi sekarang dengan MIGAS dan Batubara? Daerah – daerah yang mengandalkan sektor inipun meradang. Harga murah, ditemukan sumber – sumber baru belum pula bersaing dengan bioenergi yang sudah mulai familiar, murah  dan diproduksi massal. Ikhlas meninggalkan biofossil yang memang seharusnya tetap saja menjadi fossil.

Mbok – Mbok yang berjuang di kendeng secara nyata melindungi air, bukan hanya untuk 100 tahun tetapi  untuk anak cucu tak terputus. Karst kendeng menyimpan sejarah Napak Tilas kelahiran sebuah bangsa dengan budaya yang terus tumbuh, nisan – nisan kuburan yang ditanam itu dulu tokohnya adalah warga mencintai jiwa dan raga Tanah air kita. Karst Kendeng tabungan air sebelum kemarau gilas menguapkan  air – air itu, difilter secara alami oleh karst kemudian saat kemarau disisakannya  untuk  tetap mengairi sawah, untuk mandi dan yang pasti  “ Untuk Urip Sing Mung Mampir Ngombe”.    Al- Fatehah untuk  Mbok Patmi.

#Save_Karst_Kendeng
#Save_Karst_Sangkulirang

http://www.elmoudy.com/pegunungan-kendeng-from-space

Sabtu, 13 Februari 2016

Banjir dan Konservasi tanah

Banjir dan Konservasi tanah

Beberapa bulan yang lalu, lahan gambut masih berasap membara dibawahnya berbatubara. Membuka mata untuk berbincang tentang kanal - kanal lahan gambut. Sering pula sengaja membakar untuk mempermudah konversi lahan, dari yang mulai tersuksesi sampai terestorasi. Sebagai kalifah sekaligus pemanfaat sebesar - besar kemakmuran rakyat boleh apa saja memperlakukan bumi, memblasting, membakar kemudian mengambil isi perutnya atau menanaminya dengan tanaman yang lebih menguntungkan perut. Meskipun terkadang tanah ini merasa luka, karena pilih kasih dengan unsur tertentu saja untuk melayani tumbuhan sawit, bertahun - tahun sampai konsesi habis, sampai kesadaran bersama menghilangkan ketergantungan terhadap alam itu. Karena benar - benar miskin hara, tandus dan kering atau menganga dengan kedalaman puluhan meter, bukan danau - danau yang indah, tetapi tanah asam yang siap menelan apa saja. Konon Reklamasi jauh lebih mahal dari menambang itu sendiri.

Kapital luar biasa menjadi panglima, laut - laut tempat bermuara sungai - sungai yang membawa endapan subur, Mangrove - mangrove tempat berburu kepiting, kerang dan udang. Tempat beranak pinak ikan - ikan untuk sumber protein, melindungi air darat supaya tetap tawar, menyerap banyak racun logam berat, mangrove itu menjadi signifikan menyusut tergantikan gedung apartemen kawasan elit, taman rekreasi laut yang tidak mungkin dimasukin ketinting nelayan lokal. Diuruk karena biayanya lebih murah daripada beli didaratan, toh katanya lautnya kan sudah tercemar, sekalian saja diuruk, biar saja pergi ikan - ikan kecil itu.

Sekarang air mulai mengalir, tidak mau berlahan saja, tanah - tanah padat tak berpohon mengantarkan ke cerukan yang lebih rendah membawa endapan yang kadangkala longsor. Banjir disana dikarenakan drainase tidak baik, banjir disini karena dihulu pohonnya tak mampu menyerap air lebih banyak, bah tumpa berhari - hari. Mau kelaut terhalang apartemen - apartemen itu, toh kita tahu air itu selalu ketempat yang paling rendah, lautan ....

Apartemen - apartemen itu bebas banjir, oleh engineer dibuat sedemikian hingga air dapat dengan mudah dikendalikan. Entah bagaimana mereka mendapatkan AMDAL reklamasi daerah pesisir tempat mangrove dan si ikan - ikan itu. Tidak peduli bahwa alam tidak pernah terpisah satu sama lain saling berhubungan, jika ada yang terisolir maka siap - siap daerah lain yang mungkin tidak memiliki sistem drainase yang bagus, yang mungkin tidak mampu beli pompa pengendali akan menerima banjir ini dengan seikhlas - ikhlasnya.

Bagaimana lubang - lubang bekas tambang itu, ya sama saja lah...
toh pohonnya sudah di 'land clearing' tidak mampu menyerap air dengan sebaik - baiknya, butuh diuruk lagi, ditanami cover crop, pohon perintis ahhh butuh bertahun - tahun, Air hujan tidak sabar untuk bertahan, biarlah sungai - sungai banjir kecoklatan membawa endapan yang jika miring sekali akan longsor. Yang ditambang disana yang banjir disini......ah akan sangat susah mencari siapa yang bertanggungjawab.

2010 moratorium illegal logging, 2014 ada UU Konservasi tanah dan air, Bapak dirjen bilangnya akan segera diimplementasikan, sungguh niat baik untuk ndak memberi kesempatan banjir atau asap membakar hutan. Akan terlindung dengan baik DAS, pesisir, hutan konservasi itu. Tapi agak tergelitik di pasal 29 tentang ukuran kearifan lokal. Lokal yang seperti apa, Asli putra daerah yang cepat - cepat membuat peraturan saat itu atau yang mana ... Ya sudahlah .... Berharap kearifan lokal ya benar - benar arif, tanpa perlu mengganggu hutan, berpikir bukan sebesar kemakmuran satu generasi tetapi antar generasi dan terus menerus generasi dibawahnya.

Selamat datang Banjir!

Link: UU Konservasi Tanah dan Air
Pict : Jepretan sepanjang Sanga - sanga sampe kutai kertanegara

Senin, 02 Maret 2015

Membandingkan Visi Misi Lingkungan Capres Prabowo dan Jokowi


http://politik.kompasiana.com/2014/06/07/membandingkan-visi-misi-lingkungan-capres-prabowo-dan-jokowi-664149.html 1402125823112267936 Mencari sosok ideal harapan memberi perubahan tidak cukup dengan hanya membuka kotak hitam ( black box ) masing – masing lawan, mencari titik lemah, cacat ketidaksempurnaan hidup berdasarkan etika umum biarpun masa lalu. Tetapi yang lebih penting adalah mengukur apa janji – janji yang akan mereka lakukan. Apa mimpi yang akan mereka wujudkan untuk kesejahteraan rakyat, hidup yang lebih nyaman, lebih sehat dan berkelanjutan. Hal ini tentunya isu lingkungan merupakan faktor penting mewujudkan interaksi antara kepentingan ekonomi industri yang selaras dengan sumber daya alam yang tersedia. Bagaimana berbicara dan bekerjasama dengan alam untuk mengambil bagiannya tetapi tetap dalam keseimbangan dan keberlanjutan. Pada kebijakan sektor industri kuncinya ada pada efesiensi, disini bukan berarti berhemat, karena kebutuhan energi kita jauh dari negara maju sedangkan resourches yang kita punya cukup memadai. Konsumsi energi besar tetapi yang dihasilkan juga besar lebih baik dari pada berhemat energi tetapi jauh dari harapan menjadi negara maju. Perlu dipikirkan skala besar untuk menghasilkan energi terbarukan. Pada kebijakan sektor Pertanian, tentunya tidak hanya mempersiapkan lahan yang berjuta hektar untuk ditanami, tetapi intensifikasi pertanian termasuk didalamnya komitmen pembangunan DAS sebagai sumber air pertanian menjadi penting dari sekedar menghidupkan lahan tidur yang sudah rusak. Toh di Jepang dengan lahan terbatas mampu memenuhi kebutuhan konsumsi sayur, beras dan dagingnya sendiri. Pembangunan kebijakan sektor Infrastruktur, seperti jalan, jalan rel kereta api, pelabuhan udara, pelabuhan laut, jembatan, bendungan dan lain – lain. Kita perlu mengkaji daerah mana yang akan dibangun, jangan sampai demi pembangunan kawasan – kawasan konservasi juga dibabat habis sehingga resiko bencana, valuasinya akan lebih besar daripada nilai proyek infrastruktur tersebut. Belajar dari banjir Jakarta, tanah longsor di daerah pegunungan atau adanya korban jiwa di daerah hunian – hunian ring gunung api. Negeri ini negeri rawan bencana, dari gempa sampai dengan bencana yang direkayasa sendiri akibat salah hitung kawasan – kawasan yang akan dibangun ( banjir dan longsor ) Visi dari Pasangan calon Presiden Prabowo-Hatta kedepan adalah “Membangun Indonesa yang Bersatu, Berdaulat, adil dan makmur serta bermartabat”. Beberapa Misi Prabowo-Hatta Bidang Pangan, Energi, SDA, Infrastrutur 1. Melindungi dan modernisasi pasar tradisional diperkuat dengan Bank tani koperasi dan UMKM 2. Mempercepat reforma agraria, menjamin kepemilikan tanah 3. Mencetak 2 juta lahan baru untuk beras, jagung, kedelei dan tebu dan alokasi anggaran untuk riset dan inovasi 10 T 4. Membangun pabrik pupuk urea dan NPK baru kapasias 4 juta ton milik petani 5. Mencetak 2 juta lahan untuk aren, ubi kayu, ubi jalar, sagu, sorgum kelapa, kemiri untuk bioetanol dan biodiesel 6. Industri pengolahan minerba dan sawit, karet, kakao, bubur kayu dan kertas termauk renegosiasi kontrak tambang dan migas 7. Membangun pembangkit listrik tenaga panas bumi dan air kapasitas 10.000 MW 8. Mendirikan kilang minyak bumi, pabrik etanol dan pabrik DME ( pengganti elpiji ) 9. Memperluas konversi BBM kepada gas dan energi terbarukan dan listrik mikro hidro daerah terpencil 10. Mengurangi subsidi BBMkhusus terhadap orang kaya melalui mekanisme pajak dan cukai. 11. Pembangunan jalan nasional baru dan modern 3000 km, 4000 km rel kereta api, pelabuhan laut, udara dan jembatan 12. Jalon tol diatas laut jalur pantura Beberapa Misi Prabowo-Hatta khusus kebijakan Lingkungan Hidup 1. Reboisasi 77 juta ha hutan rusak dengan bambu, jabon, sengon, sagu, bakau konservasi kawasan lindung 2. Mencegah dan menindak tegas pelaku pencemaran lingkungan 3. Penanaman pohon penghasil kayu oleh rakyat kolektif dan individual 5 ha 4. Usaha kehutanan mendapatkan sertifikat 5. Mensyaratkan kontribusi pembangunan hutan kota 6. Rehabilitasi DAS dan sumber air 7. Mendorong usaha tambang batubara, migas dan mineral lainnya ramah lingku gan dan sosial 8. Berperan aktif dalam upaya perubahan iklim Sedangkan yang menjadi visi Calon Presiden Jokow-JK, kedepan adalah “Terwujudnya Indonesia yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong royong”. Beberapa misi program Pasangan Jokowi-JK, dalam bidang Pangan, Energi, SDA, Infrastrutur 1. Reformasi sistem penegakan hukum : pemberantasan tindakan penebangan liar, perikanan liar dan penambangan liar dan inisiasi perangkat payung hukum khusus 2. Peningkatan upaya pengamanan khusus wilayah kelautanuntuk mencegah illegal fishing, dan jalur transportasi darat untuk illegal logging dan mining 3. Mendorong landreform kepemilikan tanah seluas 9 juta Ha, rumah kampung deret dan rusun murah 4. Infrastruktur jalan baru 2000 km, perbaikan jalan di 5 pulau besar, membangun 10 pelabuhan baru dan memperbaiki yang lama, 10 bandara baru dan renovasi yang lama, 10 kawasan industri baru dan huniannya dan membangun pasar tradisional sebanyak 5000 di seluruh indonesia. 5. Perbaikan irigasi rusak 3 juta Ha sawah, 1 juta Ha di luar Jawa dan bali, 25 bendungan hingga tahun 2019 dan pemulihan kualitas kesuburan tanah yang irigasinya tercemar oleh limbah industri dan RT. 6. Penghentian konversi lahan produktif untuk industri, perumahan dan peratmbangan. 7. Kedaulatan energi : pengurangan Impor minyak meningkatkan eksplorasi dan eksploitasi migas di dalam dan luar negeri, memparpanjang usia sumu minyak yang sudah diproduksi dengan teknologi Enhanched Oil Recovery ( EOR )dan Pembangunan pipa gas 8. Konversi energi transportasi dari berbasis BBM ( mahal-impor ) ke transportasi berbasis gas ( murah domestik) 9. Infrastruktur migas berbasis energi lokal dan murah seperti SPBG 10. Menghadirkan teknologi hemat energi dan disinsentif teknologi yang tidak memenuhi minimum operastional performance standar ( MOPS ) 11. Realokasikan subsidi BBM ke penyediaan biofuel berbasis domestik 12. Strategi cerdas energi baru terbarukan, jangka pendek dan panjang panas bumi, tenaga air, biofuel dan biomassa dengan efektif dan efesien dikelola khusus dengan membentuk badan seperti BULOG 13. Mengutamakan pemakaian energi batubara dan gas untuk meningkatkan produksi listrik dan Pengembangan energi terbarukan 14. Menyiapkan dan menjalankannregulasi baru tentang akses dan hak desanuntuk mengelola SDA skala lokal ( tambang, hutan, kebun, perikanan, dsb ) untuk kemakmuran rakyat 15. Program investasi pembangunan pedesaan / agroindustri dengan pola shareholder warga desa sebagai pemegang saham Khusus untuk isu lingkungan : Kami berkomitmen untuk merancang isu perubahan iklim bukan hanya untuk isu lingkungan semata melainkan juga untuk keekonomian nasional. 1. Penguatan infrastruktur transportasi massal aman, nyaman, efesien berimbang laut udara maupun darat 2. Membangun ekonomi maritim : mengurangi kawasan overfshing dan meningkatkan intensitas kawasan underfishing sesuai batas kelestarian, rehabilitasi kerusakan pesisir dan lautan 3. Peningkatan kawasan konservasi perairan berkelanjutan menjadi 17 juta ha 4. Sektor kehutanan: a. pengawasan dan penegakan hukum pelaku iilegal logging, b. pengembangan halil hutan non kayu yang ramah lingkungan, c. evaluasi dan penataan sumber hutan lestari d. pemeliharaan proses ekologis dan sistem penyanggah kehidupan e. pengawetan SDM hayati dan ekosistemnya f. terseleseinya konflik kepemilikan hak pengelolaan tumpang tindih perijinan. g. Tertip perdaran hasil hutan dan pencegahan kebakaran h. Peningkatan rehabilitasi hutan dan lahan melibatkan msyarakat i. Pelestarian dan perlindungan 20,63 juta Ha sisa areal yang masih berhutan serta perlindungan flora fauna j. Rehabilitasi 100,7 juta haareal tidak berhutan, hutan tidak produktif dan lahan kritis 5. Tata ruang lingkungan berkelanjutan : a. Pusat pertumbuhan ekonomi baru di pesisir, pulau kecil dan perbatasan b. Edukasi konsumen gaya hidup ramah lingkungan c. Eksploitasi SDA tidak terbarukan secara prudent ( tidak merusak lingkungan ) d. Meningkatkan indeks kualitas lingkungan hidup rata – rata 70-80% e. Memacu pembangunan berkelanjutan yang berbasis bio-eco-region dengan pola pertanian organik yang hemat lahan dan air. Go organic pilot project 1000 desa organic f. Role model sikap perilaku go green target 80 % rumah tangga go green Kalau melihat beberapa visi misi dan program isu lingkungan dari kedua calon pasangan capres dan cawapres sama – sama baik, tetapi perlu dicermati mana yang lebih rinci dan sistematis, mungkin perlu dikaji lagi dalam hal indikator keberhasilannya yang akan dijanjikan dalam waktu 5 tahun kedepan. Misalnya saja sama – sama membangun pasar tradisional, pasar tradisional untuk isu lingkungan menjadi penting, karena kuatnya pasar tradisional berarti menguatnya pertanian lokal, akan mengurangi impor buah dan sayur luar negeri. Untuk isu energi terbarukan membangun biofuel yang menjadi kendala saat ini adalah implementasi kebijakan mengenai subsidi secara bertahap dan akhirnya murah untuk pemasaran energi biofuel. Pembangunan infrastruktur jalan, jembatan, bendungan, industri semua melibatkan untur lingkungan tidak project oriented tetapi mempunyai visi berkelanjutan. Semua program yang bagus dari kedua calon tersebut tinggal terukur apa tidak terukur dalam waktu 5 tahun kedepan, setidaknya program – program fisik untuk melestarikan biodeversity, menurunkan laju climate change diikuti pula keterlibatan masyarakat dan yang terpenting mengubah mindset masyarakat sebagai pelaku akan menjadikan pekerjaan lebih mudah. Semoga calon Presiden dan Wakil Presiden apabila nanti terpilih dapat diwujudkan sesuai dengan visi, misi dan agenda program-program pembangunan ekonomi secara terpadu dan integral dengan membangun lingkungan yang berkelanjutan utamanya demi kemajuan Negara Indonesia lebih baik. Salam Lestari ( Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Lingkungan Universitas Mulawarman )

Mengukur keberpihakan Pangan, Energi dan Lingkungan dari debat final kedua capres


http://politik.kompasiana.com/2014/07/06/mengukur-keberpihakan-pangan-energi-dan-lingkungan-dari-debat-final-kedua-capres-672007.html Bukan lautan hanya kolam susu Kail dan jalan cukup menghidupimu Tiada badai tiada topan kau temui Ikan dan udang menghampiri dirimu Orang bilang tanah kita tanah surga Tongkat kayu dan batu jadi tanaman Orang bilang tanah kita tanah surga Tongkat kayu dan batu jadi tanaman ( by Koes Ploes ) Debat final visi misi pangan, energi dan lingkungan dimulai dari pasangan Prabowo – Hatta, Hatta memaparkan visi misinya bahwa persoalan pangan, energi dan lingkungan tidak dapat dipisahkan, pangan merupakan kebutuhan dasar dan negara harus dapat memenuhi kebutuhan rakyat akan pangan, pangan juga harus dapat terjangkau dan terakses harganya oleh seluruh rakyat, mewujudkan kedaulatan pangan, kemandirian pangan dan ketahanan pangan. Secara tegas untuk pangan kebijakan yang akan diambil adalah : 1. Pangan dalam kecukupan 2. Pangan harus terjangkau 3. Mengembangkan diversifikasi pangan 4. Peningkatan kualitas pangan dan gizi 5. Mitigasi krisis pangan gizi Untuk bidang energi : 1. Migas ditingkatkan 2. Mengurangi impor 3. Efesiensi Untuk lingkungan : 1. Menjaga Lingkungan untuk antisipasi climate change 2. Konservasi ekosistem 3. Meningkatkan kualitas air, udara dan tanah dari pencemaran 4. Upaya prinsip suistanable pembangunan pasca milenium gold Sedangkan Pasangan Jokowi – JK secara garis besar mengungkapkan hal yang sama tetapi dengan latar belakang krisis pangan dengan impor 2,7 ton tahun 2008 kemampuan 8 – 12 juta ha lahan pertanian. Kemudian krisis energi dengan semakin banyaknya impor minyak. Maka untuk memenuhinya diambil kebijakan – kebijakan : Bidang Pangan 1. Meningkatkan produksi dan kualitas bibit 2. Meningkatkan pupuk untuk pertanian 3. Memperbaiki pengairan untuk padi, tebu atau sawit 4. Mencetak Sawah baru 1 juta Ha Bidang Energi 1. Memperbaiki sistem ekplorasi dan eksploitasi 2. Konversi minyak ke BBG 3. Jenis kendaraan bermesin BBG 4. Transportasi umum untuk efesiensi 5. Pengembangan energi terbarukan Bidang Lingkungan 1. Memperbaiki Hutan/ reboisasi rusak seluas 2 jt ha 2. Memperbaiki DAS 3. Meningkatkan kebersihan kota dan menambah kenyamanan yang lebih baik Pada penajaman visi misi dengan pertanyaan mengenai Ketahanan pangan agribisnis kerakyatan, ekspor berbasis kerakyatan, bagaimana upaya dan strategi menghadapi liberaliasi pasar? Bapak JOKOWI menjawab hal utama adalah penyediaan pasar, petani menanam pepaya, melon semangka, untuk menambah nilai jual maka dibuat ektrak atau juz misalkan pepaya. Pemerintah menyiapkan pasar pasca panen, menyiapkan tenaga PPL, menyiapkan bibit yang baik. Ada niat untuk menyeleseikan masalah dan ada kemauan pasti berhasil. Bapak JK menambahkan tanah kita subur yang perlu dilakukan adalah ekspor harus mendapatkan nilai tambah yang baik. Misalkan Pengolahan CPO pada sawit, industri hilir harus dibangun sehingga mempunyai nilai tambah. Dari pertanian negara agraris yang baik, Penduduk yang besar sebagai pasar utama dalam negeri dan mendapatkan nilai tambah maka persoalan dapat teratasi. Bapak Prabowo menjawab tiap tahun kita kehilangan lahan 60.000 ha/ thn, pada tahun 2015 diprediksi oleh menteri pertanian butuh tambahan lahan 730.000 ha, maka jawabannya adalah intensifikasi lahan yang sudah ada , memperbaiki pupuk ; yaitu pupuk majemuk yg spesifik, pupuk yang spesifik, pupuk spesifik untuk jagung, untuk padi, untuk singkong. Pernah dilakukan dengan memberi pupuk majemuk terdapat peningkatan 40 % hasil pertanian dari 100 kabupaten, ini disebut intensifikasi pertanian, selanjutnya adalah ekstensifikasi pertanian dengan menambah 2 juta ha sawah baru di indonesia karena konversi untuk 730.000 ha/thn di 2015 yang hilang. Intinya adalah intensifikasi dan ekstensifikasi Mengenai energi Kedaulatan energi dan tantangan liberalisasi tata kelola energi, Bapak Hatta menjawab dengan subsidi BBM yang meningkat, maka adanya bioenergi yang masih 6 % , strategi hatta adalah menata ulang, mengenai renegoisasi itu wajib dilakukan, sambil menghormati yang sudah berjalan, renegosiasi lagi sehingga pendapatan negara meningkat, sedangkan untuk suistinable cadangan energi untuk eksplorasi dengan mengembangkan sumur tua dengan teknologi baru. Jangka pendek yang akan dilakukan difersifikasi, insentif bioenergi, riset spending untuk meningkatkan temuan – temuan bioenergi dan mengembangkan pola bisnis menarik dengan fit in tarif dengan target 2020 menjadi 20% untuk bioenergi. Untuk langkah penghematan dari elastisitas 1,63 ke 0,8 konsisten dengan cara : 1. Eksplorasi baru 2. BUMN untuk cadangan 3. Energi baru terbarukan 4. Hemat terhadap energi Berbeda dengan kubu bapak JOKOWI – JK, bapak JOKOWI Energi yang kita punya sangat melimpah, minyak, gas, geothermal dan terbarukan yang lainnya. Strateginnya memutuskan subsidi BBM berpindah konversi ke gas, dibarengi dengan pembangunan infrastruktur gas, pipa - pipa ke industri dibangun maka dalam waktu 3 tahun dan dengan kecepatan tinggi maka dapat terwujud. Masalah kemacetan transportasi untuk efesiensi energi maka sekaligus menyiapakan sistem tansportasi massal untuk kota – kota terindikasi macet. Baik infrastruktur atau armadanya. Jika dikerjakan dengan baik maka efesiensi BBM dapat dilakukan. Mengenai Bioenergi, kita mempunyai lahan marjinal yang luas, ada tanaman yang tidak perlu air, namanya cantel atau sorgum, riset – riset biofuel ini akan digalakkan, kemudian diserahkan petani, petani mengelola sampai disiapkan pasarnya. Mengenai Kerusakan lingkungan dan pertumbuhan ekonomi dan kelestarian lingkungan, bagaimana implementasinya. Bapak JOKOWI menjawab antara kepentingan ekonomi, kebutuhan masyarakat dan kelestarian lingkungan harus berjalan beriringan secara pararel, tidak ada kepentingan satu mengalahkan kepentingan yang lain, harus berjalan bersamaan, kita tahu sekarang hutan rusak, DAS rusak, terubu karang rusak, kita harus bisa jaga. Bapak JK menambahkan yang bisa mempertemukan antara kepentingan ekonomi dan kelestarian lingkungan adalah teknologi. Teknologilah yang dapat mengubah dari lahan seluas 1 ha menghasilkan 1,5 juta ton bisa ditingkatkan menjadi padi 6 – 7 ton. Tidak harus membuka lahan yang banyak. Tidak membuka lahan banyak hutan tetap baik, sungai terjaga dengan teknologi dapat menjembatani kepentingan ekonomi dan keberlanjutan lingkungan. Sedangkan paradigma lain dijawab oleh kubu bapak PRABOWO. Lingkungan memiliki daya dukung teritorial, sangat berat menampung ledakan penduduk yang bertambah 5 juta pertahun warga baru Indonesia yang mana ada mulut baru, makan perlu siapkan, dengan kurangnya regulasi dan lapangan kerja maka masalah kerusakan lingkungan ini semakin besar. Banyak jalur untuk menyelesekannya salah satunya dengan meningkatkan kesadaran dan merubah pandangan masyarakat dengan cara pendidikan, membangun pengertian tentang hubungan antara dan pendidikan lingkungan dengan sektor investasi dengan kesadaran lingkungan. Bapak JKW-JK menanyakan impor beras besar yang dilakukan tahun 2012 sebanyak 2,7 juta ton, sedangkan 2008 -2009 swasembada dapat dilakukan, sedang pada tahun 2012 bapak menko saat itu, apa yang keliru dan yang salah, untuk pak Prabowo pada saat itu HKTI ngapain? Penyebab utama adalah perubahan iklim, sehingga saat itu hanya dapat impor tentunya dengan syarat adanya gangguan yaitu perubahan iklim, pada saat itu meningkatkan tambahan dana untuk petani 2 T selama setahun untuk survive atau bertahan, imporpun untuk jenis beras tertentu, misalkan untuk masyarakat asing, sedangkan bapak PRABOWO menjawab saat itu HKTI konsisten menyuarakan untuk tidak import beras. Saat saya menyuarakan itu bapak JK selaku ketua Golkar dan saya kader memanggil dan menegur saya. Kemudian menjawab pertanyaan Prabowo-Hatta mengenai konferensi climate change baik pada kyoto protokol atau yang ada di Bali sejauh mana efektfitas kyoto untuk mengurangi efek gas rumah kaca. Kemudian Bapak JK menjawab Dunia harus bertanggungjawab terhadap tropikal forest. Protes kita terhadap Amerika dan beberapa negara Eropa yang memperlambat kesepakatan seperti didalam REDD untuk harus selalu mendukung dan menjalankannya, jika pelaksana seperti Amerika dan eropa tidak konsisten dalam pembelian carbon, misalnya dengan tidak berjalannya insentif untuk menanam dan reboisasi hutan, maka realitas kita berjuang sendiri dengan kekuatan kita sampai berada pad titik waktunya mereka sadar sebagai tanggung jawab global. Pertanyaan Bapak JK mengenai Energi kritis, impor minyak terbesar dalam sejarah, defist listrik mulai padam dimana - mana , apa yang terjadi dan penyebab krisis tersebut. Bapak Hatta menjawab sejak bapak JK Wapres dari 1 jt barel menjadi 900 rb barel tidak ada yang salah dalam hal ini. Kami berjanji pada tahun 2015 dapat dicleaning menjadi 1jt barel. Mengenai listrik padam karena proyek yang terburu – buru 10.000 MW, maka kami akan membangun tata kelola 54.000 MW, dengan diversifikasi energi secepat mungkin dengan sistem insentif fit n tarif kami yakin dapat mewujudkannya. Kemudian bapak PRABOWO bertanya tentang konfirmasi kampanyenya Bapak JOKOWI mengenai Petani tidak perlu koperasi, padahal kita tahu koperrasi vital bagi nelayan dan petani kita. Bapak JKW menjawab mungkin Pak Prabowo salah dengar, esensi dari masalah petani adalah penguatan kelembagaan. Dengan adanya UU desa anggaran untuk desa 1,4 M pertahun mekanisme menjalankannya misalnya dengan mendirikan badan Usaha Milik Desa (BUMD) bisa juga dalam bentuk koperasi desa mandiri, ternak didesa dipusatkan dalam 1 tempat satu kandang, dikelola petani bersama – sama. Secara terpadu dalam satu desa selain kemandirian peternak juga dapat diwujudkan swasembada energi dengan biogas dan juga pupuk untuk kemandirian pertanian. Asalkan tadi memperkuat kelembagaan ditingkat desa. Pertanyaan pak Hatta mengenai Lingkungan hidup yang bersih, hijau dan sehat akan diberi penghargaan berupa kalpataru untuk kota yang memenuhi kriteria. Seberapa jauh upaya mencapai itu. Bapak JOKOWI, penghargaan kalpataru baik tetapi jika hanya berupa piala saja maka kurang menarik bagi yang lain, maka perlu diberikan insentif untuk untuk mengembangkan program menanam jadi lebih besar, penyelamatan DAS nya jadi lebih massif, mananami catch area atau daerah tangkapan air, akhirnya semua dengan adanya insentif dan perhatian gerakan akan ditiru dan saling berlomba. Semua masyarakat akhirnya ingin bekerja menyelamatkan lingkungan. Bapak Hatta meluruskan maksud dari pertanyaannya bahwa penghargaan bukan terlalu prinsip, refleksi dari DKI yang tidak dapat padahal biasanya dapat, Solojuga belum pernah dapat, apa yang salah atau kriteria yang menjadi indikator yang tidak tepat. Bapak JK menjawab pertanyaannya keliru harusnya ADIPURA bukan KALPATARU jadi tidak perlu dijawab. Sedangkan Bapak JOKOWI menjawab bahwa Solo pernah mendapatkan penghargaan Green Citi dari Kemen LH. Kemudian pertanyaan mengenai harga daging Sapi yang mahal, karena bagaimana strategi mengatasinya. Bapak Jokowi menjawab Strategi jangka panjang dengan cara berani memulai dengan bakalan-bakalan sapi disemua desa yang mempunyai potensi untuk peternakan, kemudian terpadu pada satu lokasi sehingga gampang untuk dicek, pupuk organik dapat diambil dari sana termasuk kedaulatan energi desa dengan adanya sumber biogas peternakan Sapi. Strategi jangka panjang ini diprediksi 5-6 tahun lagi akan stop impor daging. Tetapi untuk strtegi jangka pendek maka import yang sudah ada sebaiknya bukan impor daging hes yang kualitasnya seharga Rp 120.000/ kg tetapi daging karkas, sehingga harganya dapat variasi bermacam-macam, maka tukang baksopun dapat produksi tanpa dipaksakan membeli daging hes. Bapak Prabowo bertanya mengenai sektor pangan, sawah yang berkurang pada 2015 seluas 750.000 ha, maka program solusinbya adalah menambah lahan 2 jt ha untuk pangan, ekstensifikasi dalam waktu dekat 1 atau 2 jt lahan apakah setuju atau tidak? Bapak JOKOWI menjawab, membuka lahan untuk pertanian seharusnya direncanakan dulu, airnya darimana, lahan dibuka bendungannya dibagun dimana, ada sungai atau tidak, karena pengalaman masa lalu seperti di Papua dan sejuta lahan gambut dikalimantan karena dasar dikerjakan proyek bukan program maka hasilnya malah merusak hutan. Ini adalah catatan karena tidak boleh mengulangi kesalahan yang sama. Mengenai konflik lahan permasalahannya tata ruang yang tidak memiliki di data spasial yang unik, kedepan perlu ‘one map policy’ sehingga tidak ada tambang lagi yang mebuka lahan di hutan lindung, tidak ada kebun sawit lagi yang membuka lahan di kawasan konservasi. Pembahasan selanjutnya mengenai renegosiasi kontrak dengan asing, bapak Hatta mengungkapkan keberhasilannya renegosiasi ulang dengan Gas Tangguh di Aceh, sehingga ada peluang masuk APBN 210 T. Bapak JK menjawab, sebenarnya renegosiasi tangguh sudah otomatis dilakukan setiap 4 tahun sekali karena memang peraturannya memang seperti itu. JK juga menyindir kepemilikan newmont yang sekarang diprivatisasi menjadi milik bakrie dan asing. Jokowi menambahkan bahwa kita harus tegas terhadap mafia – mafia yang mempunyai kepentingan – kepentingan. Tim kami dari awal mengantisipasinya dengan cara koalisi tanpa syarat yang salah satunya mau menutup kepentingan – kepentingan tersebut. Dari paparan debat diatas dapat diambil kesimpulan, semua baik memiliki kemauan untuk kedaulatan pangan, kedaulatan energi dan keberpihakan kepada keberlanjutan lingkungan dan masyarakat. Tetapi mana yang paling terukur dan menyentuh rakyat secara langsung. Idealisme Bapak Prabowo-Hatta sangat bagus tetapi masih dataran wacana yang akan dilakukan. Sebaliknya Bapak JOKOWI-JK, setidaknya dengan konsep peternakan terintegrasi selain kedaulatan pangan dan biogas tingkat lokal juga realistis untuk diwujudkan. Keberanian konversi BBM ke BBG merupakan solusi untuk mengurangi subsidi yang selama ini membebani anggaran. Konsep one map policy untuk perencanaan, implementasi dan manajemen evaluasi juga merupakan solusi yang cukup logis untuk menjawab konsep tata ruang dan konflik lahan. Bahasa Tuhan sudah mengingatkan kita antara lain “Telah tampak kerusakan di darat dan dilaut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” Ar Ruum – 30 : 41 Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. Al Qashash – 28 : 77 Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik. Al A’Raaf 7 : 56. Mana yang paling realistis, terukur dan menyentuh untuk dilakukan visi misinya, mana yang paling berpihak pada kedaulatan pangan, kedaulatan energi serta keberlanjutan ekologis tropical forest Indonesia. Hanya pemilih yang tahu, setidaknya 9 Juli 2014 memberikan harapan perubahan untuk Indonesia menjadi lebih baik. Rofiah (Mahasiswa PascaSarjana Ilmu Lingkungan, Universitas Mulawarman – Kalimantan Timur)

Membaca Potensi Kaltim Pasca Sumber Daya Alam Batubara dan MIGAS

Membaca Potensi Kaltim Pasca Sumber Daya Alam Batubara dan MIGAS A. PENDAHULUAN I. Latar Belakang Kalimantan Timur ( Kaltim ) merupakan provinsi Indonesia di Pulau Kalimantan bagian ujung timur yang berbatasan dengan Malaysia, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan Sulawesi. Luas total Kaltim adalah 245.238 km² dan populasi sebesar 3.6 juta. Kaltim merupakan wilayah dengan kepadatan penduduk terendah keempat di Indonesia. Luas total wilayah 27.267.52 km2(49,138.26 mil²) dengan wilayah perairan mencapai 10.217 km2 (3,945 mil²) 4,2%, sedangkan struktur demografinya terdiri dari Jawa (29,55%) , Bugis (18,26%), Banjar (13,94%), Dayak (9,91%), Kutai (9,21%), Toraja (1,96%), Sunda 1,59%) Madura (1,24%) Tionghoa (1,16%) Lain-lain (13,18%). ( Wikipedia, 2013 ). Potensi Sumberdaya energi tak terbarukan Kaltim meliputi minyak bumi sekitar 57 juta barel/tahun, gas bumi sekitar 1,98 Triliun Standar Cubic Feet (TSCF)/tahun dan batubara sekitar 160 juta ton/tahun. Dari data potensi Sumber daya energi adalah sebagai berikut : Energi Tak Terbarukan (Unrenewable Energy) a. Batubara : + 90 Th cadangan Cad : 25,13 Milliar Metric Ton (38 % Nasional) Prod : 120,50 Juta Ton (68,5% Nasional) b. Gas Bumi : + 20 th cadangan Cad : 24,96 TSCF (24,3 % Nasional) Prod : 1,98 TSCF ( 37,0 % Nasional ) c. Minyak Bumi : + 10 Th cadangan Cad : 765,75 MMSTB (11,0 % Nasional) Prod : 57,0 MMSTB (6,1 % Nasional) d. Gas Metana Batubara : (dalam riset) Cad. : 108,3 TSCF (23,5 % Nasional) e. Energi Terbarukan (Renewable Energy) Tenaga Air : Potensi : 5.916,3 MW Terbangun : 0,4 MW f. Biomasa : Potensi : 4.710 MW Terbangun : 160 MW g. Tenaga Surya : Potensi : Tersebar Terbangun : 17. 425 unit (0,87 MW) ( Pemprov Kaltim, 2012 ) Sedangkan produksi Batubara sampai dengan tahun 2012, seperti table dibawah ini. PRODUKSI BATUBARA PERUSAHAAN BATUBARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2008 - 2012* Perusahaan Batubara TAHUN 2008 2009 2010 2011 2012 122,866,174.92 130,726,902.91 151,400,139.09 208,066,478.72 220,000,000.00 * Direncanakan Potensi disektor kehutanan yang luasnya mencapai 14.805.582 Ha, terdiri atas hutan lindung sekitar 2,9 juta Ha, hutan produksi sekitar 9,6 juta Ha dan hutan konservasi sekitar 2,1 juta Ha. Luas wilayah perairan laut yang membentang dari kab. Nunukan di Utara sampai Kab. Paser mencapai 98.000 km2 dan Perairan umum (danau, sungai, rawa) mencapai 2.773.937 Ha. ( Adhie, 2007 ) II. Dampak eksploitasi Batubara dan Migas a. Bagi kesejahteraan rakyat APBD Kaltim 2013 semula Rp 13 T menjadi Rp 15,14. ( Korankaltim, 2013) meningkat dibandingkan APBD tahun tahun sebelumnya sekitar. Perekonomian Kalimantan Timur berdasarkan besaran PDRB atas dasar harga berlaku pada Triwulan III /2012 mencapai Rp 105,6 triliun (dengan migas) atau Rp 69,7 triliun (tanpa migas). Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan 2000 mencapai Rp 29,8 triliun (dengan migas) atau Rp. 21,1 triliun (tanpa migas). Resources utama Kaltim yang berupa Batubara dan Migas menyumbang hampir 50% PDRB sedangkan SDA Batubara dan MIGAS menurut data PEMPROV, 2012 akan habis tidak kurang dari 1 generasi lagi. Potensi kekayaan alam yang melimpah dan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) yang tinggi, tidak menjamin Kaltim bebas dari permasalahan sosial, antara lain: kemiskinan yang masih tinggi, pengangguran, pelayanan publik yang buruk, Sumberdaya manusia (SDM) yang rendah, infrastruktur yang belum memadai. Berikut Tabel Jumlah dan Persentase penduduk miskin KALTIM ( BPS-Kaltim, 2012) Artinya, tingkat kemiskinan di Kaltim mencapai hampir mencapai 7 persen. Seiring waktu, migrasi penduduk dari luar Kaltim ke Kaltim juga semakin meningkat. Hal ini juga memicu angka kemiskinan di Kaltim. Sedangkan pada sektor pelayanan publik, hampir semua kab/kota di Kaltim mengalami kasus yang sama, mengalami krisis air bersih dan listrik. Kaltim juga memiliki banyak Daerah Aliran Sungai (DAS), dengan dukungan anggaran yang lebih dari cukup belum mampu menyediakan kebutuhan dasar masyarakat yang berupa energy listrik dan kebutuhan air bersih. Hampir setiap tahun, masyarakat mengalami krisis air bersih. Masyarakat mengalokasikan keuangan rumah tangganya khusus untuk pengadaan air bersih. Krisis energy listrik. Kaltim yang terkenal sebagai lumbung migas dan batubara ternyata mengalami krisis listrik. Hampir setiap hari terjadi pemadaman listrik. Hampir satu bulan listrik mati bisa mencapai 60 persen. Kerugian masyarakat dengan cost produksi meningkat akibat penggunaan BBM pada genset. Indikator yang muncul berikutnya adalah seringnya terjadi kebakaran di perumahan perkotaan, hal ini mengindikasikan jaringan energy listrik PLN masih carut marut belum tertata secara optimal. b. Bagi Keberlanjutan Lingkungan Penurunan kualitas lingkungan, akibat dari eksploitasi sumberdaya alam secara berlebihan tanpa memperhitungkan dampak kedepan (seperti : pembabatan hutan dan pengerukan batubara) juga menjadi ancaman bagi keberlanjutan pembangunan. Setiap tahun saat banjir semakin luas berdampak apalagi pada saat terjadi pasang di musim penghujan. Padahal dana taksis untuk menanggulangi dampak banjir bisa lebih dari ratusan milyar rupiah. Pemanfaatan hutan untuk tambang, mengorbankan Daerah Aliran Sungai di berbagai wilayah di Kutai Kartanegara. Foto: Hendar Kerusakan yang jelas terlihat yaitu pada Daerah Aliran Sungai (DAS). Hal ini dikarenakan, semua pengangkutan batubara di Kaltim banyak memanfaatkan aliran sungai. Akibatnya kualitas air pada DAS menjadi tercemar. Fokus MP3EI ( Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia ) yang memaksimalkan pertambangan di daerah pedalaman, akan membuat pembukaan lahan baru. Sehingga butuh kerusakan hutan dan kawasan untuk membuat lahan infrastruktur pengangkutan batubara. Hal ini dapat dipastikan banyak ekosistem dan lingkungan yang mengalami perubahan dan kerusakan. Gambar kolam bekas tambang batubara Menurut Mursyid Abdul Rasyid, Sekretaris Komisi III DPRD Samarinda, bahwa dari 71.800 Ha luas Samarinda, sebanyak 26.304 Ha merupakan wilayah IUP (36,64 persen). Dari data reklamasi tahun 2010 – 2011, dari 56 pemegang IUP yang ada di Samarinda luas realisasi bukaan lahan hingga 2011 akhir seluas 1.763,830 Ha. Sementara luas lahan yang sudah di reklamasi masih hanya 541,160 Ha (tidak sampai sepertiganya). Untuk lahan yang belum direklamasi (termasuk lubang yang masih aktif) seluas 1.061,21 Ha. Untuk yang sudah selesai ditambang tapi masih dalam proses reklamasi seluas 161,452 Ha. Dengan demikian total lahan yang belum direklamasi seluas 1.222,67 Ha. Bila dilihat dari besarannya, sejak tahun 2010 – 2013, dari jumlah kewajiban jamrek sebesar Rp 94 miliar, jumlah jamrek yang sudah ditempatkan sebesar Rp 63 miliar dan sisanya sebesar Rp 34 miliar belum ditempatkan. ( Hendar, 2013 ) B. PRIORITAS APA SETELAH MIGAS DAN BATUBARA? Ketergantungan Perekonomian Kaltim pada sektor migas dan sumber daya mineral lainnya begitu tinggi. Berikut merupakan Tabel Perkembangan Ekspor Kaltim periode Januari – September 2012 Data BPS Kaltim, menunjukkan nilai ekspor Kaltim September tahun 2012 mencapai USD 26,06 miliar atau mengalami kenaikan 9,25 persen . Kenaikan ekspor September tahun 2012 disebabkan kenaikan ekspor migas sebesar 12,93 persen yaitu dari USD 11.06 juta. Sementara ekspor non migas mengalami peningkatan 6,68 persen. Sektor migas masih merupakan primadona ekspor ke berbagai negara di dunia. Hal ini dapat dilihat dari besarnya peranan sektor migas terhadap pembentukan nilai ekspor dari tahun ke tahun. Jika hanya , mengandalkan sektor MIGAS dan Batubara perekonomian Kaltim kedepan akan semakin menurun. Sehingga Kaltim segera menyusun formulasi kebijakan dan strategi pelaksanaan dalam menghadapi pasca migas dan batubara. Adapun prioritas formulasi kebijakan dan strategi pelaksanaan Kaltim setelah membaca potensi yang dimiliki yaitu : 1. Menyiapkan SDM ( Sumber Daya Manusia ) Pasca MIGAS dan Batubara Berkaca dari Negara Jepang mempunyai area dan Sumber Daya alam yang sangat terbatas. Daratannya, 80% berupa pegunungan dan tidak cukup untuk meningkatkan pertanian & peternakan Tetapi, saat ini Jepang menjadi raksasa ekonomi nomor dua di dunia. Jepang laksana suatu negara “industri terapung” yang besar sekali, mengimpor bahan baku dari semua negara di dunia dan mengekspor barang jadinya. Kemudian Negara Swiss tidak mempunyai perkebunan coklat tetapi sebagai negara pembuat coklat terbaik di dunia. Negara Swiss sangat kecil, hanya 11% daratannya yang bisa ditanami. Swiss juga mengolah susu dengan kualitas terbaik. (Nestle adalah salah satu perusahaan makanan terbesar di dunia). Swiss juga tidak mempunyai cukup reputasi dalam keamanan, integritas, dan ketertiban tetapi saat ini bank-bank di Swiss menjadi bank yang sangat disukai di dunia. Berdasarkan analisis atas perilaku masyarakat di negara maju, ternyata bahwa mayoritas penduduknya sehari-harinya mengikuti atau mematuhi prinsip-prinsip dasar kehidupan sebagai berikut: 1. Etika, sebagai prinsip dasar dalam kehidupan sehari-hari 2. Kejujuran dan integritas 3. Bertanggung jawab 4. Hormat pada aturan & hukum masyarakat 5. Hormat pada hak orang/warga lain 6. Cinta pada pekerjaan 7. Berusaha keras untuk menabung & investasi 8. Mau bekerja keras 9. Tepat waktu ( boedi dayono, 2004 ) Institusi pendidikan termasuk Program Beasiswa - beasiswa seperti Kaltim Cemerlang yang diluncurkan, selain mencetak Sarjana, Master atau Doktor dan Profesor yang ideologis diharapkan juga dapat menghadirkan kesadaran bersama seluruh komponen masyarakat khususnya para perumus dan pengambil kebijakan bahwa, migas dan batubara merupakan sumberdaya yang tidak bisa diperbarui ( unrenewable resources ). Tantangan peningkatan kuantitas dan kualitas SDM ini terkait bagaimana dapat merubah paradigma bahwa MIGAS dan Batubara di Kaltim akan habis. Menarik mahasiswa untuk mengambil jurusan Kehutanan ( terkait dengan reboisasi ), Pertanian, Teknologi Pertanian, Lingkungan, Perikanan, Pariwisata, enterpeuneur untuk ekonomi creative. Jika Mahasiswa yang tertarik di wilayah KALTIM hanya pada sektor MIGAS dan tambang tentunya ini akan menjadi hal yang ironi. Karena seperti di Balikpapan dan beberapa kota di KALTIM suatu saat pada kesadaran kolektif yang sama dipastikan ada moratorium ijin pertambangan akibat dampak yang ditimbulkan lebih besar dari manfaatnya. 2. Merancang Kaltim sebagai Destinasi Pariwisata Dunia dan ekonomi kreatif Berkaca dengan Negara tetangga Singapura, yang luasnya puluhan kali luas KALTIM menata negaranya dengan elok terutama pada bisnis jasa Pariwista. Bahkan masyarakat Indonesia seringkali membelanjakan uangnya di Singapura yang mungkin barang yang di jual berasal dari Indonesia sendiri. Adanya Ekonomi creative yang beririsan dengan sektor pariwisata seperti yang sudah digagas sebagai pilot proyek di Kota Denpasar, Kota Yogyakarta, Kota Bandung, kota Padang dan Kota Makassar tentunya dengan beragam budaya Kaltim dan keindahan panoramanya akan menjadi destanasi dunia. Infrastruktur yang memadai, akses informasi yang akurat termasuk biaya akomodasi dan transportasi yang pasti merupakan modal yang harus dibenahi selain memasifkan promosi dalam dan luar negeri. Foto Penulis Festival HUT Kota Bontang 2012 Ekonomi creative dalam pariwisata tentunya akan membawa dampak yang positif, industry kerajinan, pertunjukan, festival – festival, travel atau naturepeneur – naturepeneur akan menumbuhkan gairah perekonomian dan menunjukan kekayaan budaya sekaligus keselarasan menjaga keindahannya untuk hidup seimbang dengan alam. Berikut merupakan destinasi wisata yang masih perlu dibenahi lagi dalam hal promosi, perbaikan infrastruktur dan perbaikan kerusakan alamnya, NO NAMA DESKRIPSI 1 Air Terjun (Jantur Gemuruh) Obyek wisata air terjun Jantur Gemuruh terletak di desa Mapan. Keistimewaan Air Terjun Jantur Gemuruh ini terdapat candi peninggalan Hindu yang dikenal dengan batu Begulur. Terdapat juga lorong-lorong yang dibuat di bawah tanah dengan lapisan batu yang panjangnya 50 meter. Lokasi ini cocok untuk dijadikan lokasi penelitian pihak kepurbakalaan. 2 Air Terjun Long Pin Di lokasi ini Anda dapat menikmati pemandangan yang indah sambil berbenah diri dengan bermandikan air jernih karena di bagian hilir membentuk danau yang indah, dikelilingi bebatuan alami sehingga menambah keasrian alamnya. 3 Air Terjun Tanah Merah Terletak sekitar 14 km dari pusat kota Samarinda tepatnya di dusun Purwosari kecamatan Samarinda Utara. Tempat ini merupakan pilihan tepat bagi wisata keluarga karena dilengkapi pendopo istirahat, tempat berteduh dengan pohon peneduh di sekitar lokasi, warung, areal parkir kendaraan yang luas, pentas terbuka dan tempat pemandian. untuk mencapai obyek wisata tersebut, dapat ditempuh dengan kendaraan bermotor baik roda dua maupun empat serta angkutan umum trayek Pasar Segiri - Sungai Siring 4 Bukit Bengkirai A. Selayang Pandang Bukit Bangkirai merupakah salah satu obyek wisata di Kalimantan Timur yang menarik untuk dikunjungi. Wisatawan dapat merasakan suasana hutan hujan tropis (tropical rain forest) yang masih sangat alami. Dalam Bukit Bangkirai juga terdapat banyak binatang satwa. Bukit Bangkirai yang memiliki luas sekitar 1.500 hektar ini merupakan kawasan hutan konservasi yang bertujuan untuk mengembangkan monumen hutan alam tropika basah. Hutan wisata ini dapat dijadikan sebagai media pendidikan alam dan lingkungan, atau bahkan juga dapat dijadikan sebagai obyek penelitian. Dinamakan Bukit Bangkirai karena di kawasan hutan wisata ini terdapat banyak pohon Bangkirai yang tumbuh. Bahkan, pohon-pohon tersebut telah berumur lebih dari 150 tahun dengan ketinggian mencapai 40 hingga 50 meter dan diameternya 2,3 meter. Bukit Bangkirai diresmikan pada tanggal 14 Maret 1998. B. Keistimewaan Salah satu keistimewaan Bukit Bangkirai adalah adanya tantangan bagi wisatawan untuk mencoba berjalan menyusuri canopy bridge (jembatan gantung) yang tingginya mencapai 30 meter dari pemukaan tanah. Panjang keseluruhan canopy bridge adalah 64 meter yang menghubungkan 5 pohon Bangkirai. Bagi wisatawan yang mempunyai masalah dengan ketinggian dapat mencobanya sebagai salah satu terapi alternatif. Dari atas canopy bridge wisatawan dapat melihat panorama hutan hujan tropis disertai dengan desiran angin kencang nan sejuk. Jembatan rasanya terus berayun-ayun ketika baru melangkah separuh jalan. Namun demikian, sesekali mencobanya pasti kita akan merasa senang dan tertantang. Canopy bridge tersebut merupakan yang pertama di Indonesia, kedua di Asia, dan kedelapan di dunia. C. Lokasi Bukit Bangkirai terletak di Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur, Indonesia. D. Akses Untuk menuju Bukit Bangkirai wisatawan perlu menempuh jarak sekitar 150 km dari Kota Tenggarong atau Samarinda. Dari Kota Balikpapan hanya berjarak 58 km. Atau dari ibukota Kecamatan Samboja hanya berjarak sekitar 20 km. Perjalanan dapat ditempuh dengan jalur darat, baik kendaraan roda dua maupun kendaraan roda empat. E. Tiket (Dalam proses pengumpulan data) F. Akomodasi dan Fasilitas Lain Obyek wisata Bukit Bangkirai dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang memadai. Ada gedung pertemuan yang mampu menampung 100 orang, ada restoran dengan sajian menu yang bervariasi, dan penginapan (cottage) dengan fasilitas AC maupun penginapan jugle cabin, yaitu penginapan alami yang tidak dilengkapi fasilitas listrik. Pengunjung yang ingin menikmati dapat menghubungi PT Inhutani Balikpapan di nomor telepon (0542) 736066-734644. (Happy Susanto/wm/01/01-08) 5 Danau Jempang Danau Jempang terletak di Kecamatan Jempang dengan luas kurang lebih 150 km² (15.000 ha). Danau yang ada di Kojo (100 ha), Danau Berambai (30 ha), Danau Malinau (25 ha), dan Danau Loa Maong (100 ha). Semua danau-danau ini merupakan penghasil ikan air tawar yang memasok sebagian besar ikan air tawar di Kalimantan Timur. 6 Kawasan Wisata Bukit Bangkirai Kawasan wisata Bukit Bangkirai berlokasi di jln.Samarinda-Balikpapan Km 38. Untuk mencapai lokasi ini ± 20 km masuk kearah jln.Samboja-Petung. Dari Balikpapan, kawasan ini berjarak tempuh 90 menit ± 58 km, sedangkan dari Tenggarong dan Samarinda ± berjarak 150 km. Kawasan wisata Bukit Bangkirai merupakan obyek wisata petualang yang berada dalam kawasan hutan primer dan merupakan bagian dari kawasan hutan hujan tropis yang dikelola oleh PT.Inhutani. Selain suasana pemandangan hutan yang alami dengan berbagai flora dan faunanya, kawasan wisata Bukit Bangkirai menawarkan atraksi utama yang menjadi kekhasan kawasan wisata ini, yaitu Jembatan Tajuk (canopy Bridge) yang memiliki ketinggian 30 mtr dari permukaan tanah. 7 Kebun Raya Unmul Samarinda A. Selayang Pandang Kebun Raya Samarinda merupakan obyek wisata yang unik karena memadukan rekreasi dengan pendidikan seputar alam dan lingkungan. Luas keseluruhan kebun raya ini adalah 300 hektar. Pada awalnya, kebun raya ini merupakan areal HPH CV Kayu Mahakam milik Ali Akbar Afloes. Pada tahun 1974, pemiliknya menyerahkan 300 hektar di kawasan Gunung Kapur kepada Rektor Universitas Mulawarman ketika itu, R. Sambas Wirakusumah untuk dijadikan sebagai hutan konservasi. Hal itu ternyata didukung penuh melalui keputusan Gubernur Provinsi Kalimantan Timur dan Kepala Dinas Kehutanan Kalimantan Timur. Pada tahun 1997, Walikota Samarinda mendukung program tersebut dengan memfungsikan kebun raya tersebut sebagai hutan pendidikan dan kebun botani bagi civitas akademik Universitas Mulawarman. Sejak diresmikan sebagai hutan pendidikan, kawasan tersebut sering digunakan sebagai tempat kegiatan kemahasiswaan, lokasi penelitian, dan praktik kerja lapangan (PKL) mahasiswa. Tidak hanya mahasiswa Universitas Mulawarman saja yang hanya diperbolehkan mengakses kawasan tersebut. Mahasiswa dari luar Universitas Mulawarman atau dari luar negeri juga diperbolehkan melakukan penelitian di tempat ini. Sejak ditandatanganinya kerja sama antara Universitas Mulawarman dan Pemerintah Kota Samarinda, kawasan ini berubah nama menjadi Kebun Raya Samarinda. Dalam perkembangan selanjutnya, 62 hektar dari total luas 300 hektar difungsikan sebagai fasilitas jalan, danau buatan, fasilitas olah raga, dan panggung hiburan. Kawasan ini juga makin dikembangkan dan difungsikan sebagai obyek wisata dan rekreasi, seperti adanya kebun binatang, kolam renang, taman burung, taman bunga, perahu wisata, dan bumi perkemahan. Ketika masuk ke dalam kawasan kebun raya, pengunjung akan merasakan suasana hutan yang begitu sejuk. Untuk memasuki area utama kebun raya pengunjung perlu berjalan sepanjang satu kilometer. Selama dalam perjalanan, pengunjung dapat melihat-lihat dan menikmati pohon-pohon lebat yang sebagiannya telah diberi label lengkap dengan nama spesiesnya. Meski jalannya beriku-liku dan berbukit-bukit, pengunjung bisa terhibur dengan kicauan burung dan suara monyet yang saling bersahutan. B. Keistimewaan Salah satu keistimewaan di kebun raya ini adalah adanya kebun binatang yang sangat luas. Di kebun binatang terdapat sejumlah orangutan yang memang sengaja dilepas namun sudah jinak agar pengunjung bisa langsung berinteraksi. Di samping orangutan juga ada binatang-binatang lainnya, seperti sepasang ular cobra, burung enggang, burung kakatua, kuda poni, burung cendrawasih, buaya, kancil, dan landak. Hanya saja, pengujung perlu menaiki anak tangga bukit yang cukup tinggi. Meski demikian, kondisi ini rupanya telah menjadi daya tarik bagi pengunjung dari berbagai daerah, termasuk dari luar Kalimantan Timur. Pengunjung juga dapat menikmati danau buatan yang sangat luas. Di obyek wisata ini pengunjung bisa menyewa perahu dengan beraneka ragam bentuknya. Harga sewanya adalah Rp. 15.000,00 per 15 menit dengan batas muatan tiga orang dewasa. C. Lokasi Kebun Raya Samarinda terletak di sebelah utara Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur, Indonesia. D. Akes Pengunjung yang akan menuju lokasi dapat menggunakan jalur darat, baik kendaraan roda dua maupun roda empat. Jarak dari Kota Samarinda adalah 20 km atau sekitar 30 menit waktu perjalanan. Sebagai catatan, untuk sampai ke area utama kebun raya, pengunjung perlu menggunakan kendaraan pribadi karena tidak ada angkutan khusus yang tersedia, kecuali harus berjalan kaki. E. Tiket Harga tiket masuk adalah Rp. 3.000,00, baik untuk dewasa maupun juga anak-anak. Harga ini sudah termasuk untuk kendaraan yang masuk ke dalam kawasan kebun raya. F. Akomodasi dan Fasilitas Lain Ada sejumlah fasilitas lain yang dapat dinikmati oleh para pengunjung, di antaranya adalah permainan mobil atau motor remote control khusus untuk anak-anak, areal pemancingan, jalan refleksi, dan panggung terbuka yang sering digunakan untuk acara-acara konser musik dan lain sebagainya. (Happy Susanto/wm/06/01-08) by wisatamelayu.com 8 Kersik Luway Letaknya di Kecamatan Sekolaq Darat, lebih kurang 15 Km dari Desa Melak. Luas area taman ini 50 km². Tiga jenis anggrek yang terdapat di tempat ini antara lain: Anggrek Hitam (Coelogyne Pandurata), Erya Vania, Erya Florida, (Coelogyne Rocus Soini) dan (Bulpophylum Mututina) serta beberapa jenis kantung semar. Fasilitas di lokasi terdapat ruang informasi, fasilitas kebutuhan bagi wisatawan tersedia di Melak. Untuk berkunjung ke tempat ini dapat dicapai dengan kapal sungai dari Samarinda-Melak, dilanjutkan dengan kendaraan roda empat atau roda dua. 9 Kesultanan Gunung Tabur Kesultanan Gunung Tabur adalah Kerajaan yang merupakan hasil pemecahan dari Kesultanan Berau dimana Berau dipecah menjadi dua, yaitu Sambaliun dan Kesultanan Gunung Tabur pada sekitar tahun1810-an.[1] Kesultanan ini sekarang terletak dalam wilayah kecamatan Gunung Tabur, Kabupaten Berau, provinsi Kalimantan Timur. 10 Muara Wahau Objek dan daya tarik wisata di wilayah ini dicirikan oleh alam pedalaman hutan dan sungai, dengan budaya sungainya yang masih cukup kental. Keberadaan gunung batu Kongbeng merupakan salah satu daya tarik lain yang unik di wilayah ini selain dari desa-desa sepanjang sungai Wahau/Telen. Secara umum terdapat: 1. Desa Muara Wahau 2. Desa Miau Baru, desa yang masih tetap mempertahankan tradisi budaya Dayak dalam kehidupan keseharian mereka, seperti berladang dan mencari ikan untuk kelangsungan hidup. 3. Gunung Kung Beang yang terletak di Desa Pantun, nama Gunung Kung Beang berasal dari suku Dayak Wehea yang ada di Muara Wahau, berdasarkan kebenaran sejarah suku Dayak Wehea setempat yang telah lama dan terdahulu menempati dan hidup di daerah Wahaunama Gunung tersebut Kung Beang bukan Kongbeng. 4. Desa-desa Sepanjang Sungai Wahau/Telen, seperti: 1. Desa Jukayak 2. Desa Long Segar 3. Desa Long Noran 4. Desa Batu Ampar 5. Desa Nehas Liah Bing 6. Desa Jak Luay 7. Desa Long Wehea 8. Desa Dea Beq 9. Desa Diak Luy 10. Desa Bea Nehas 5. HULIWA [Hutan Lindung Wehea]yang terletak diwilayah Desa Nehas Liah Bing beserta 5 Desa Wehea Lainnya, Suku Dayak Wehea Sepakat menjaga dan melindungi serta melestarikan hutan mereka yang sangat luas bahkan menjadi hutan lindung terluas di Kutim bahkan di Kaltim maupun seluruh indonesia dan nomor 3 terbesar didunia yang dibantu TNC 11 Museum Mulawarman Museum Mulawarman terletak di jalan Pangeran Diponegoro, Kota Tenggarong. Bangunan museum Mulawarman merupakan bekas Keraton Kesultanan Kutai Kartanegara yang dibangun pada tahun 1936. di dalam museum dapat dijumpai beraneka macam keramik kuno, patung Lembu Suana, koleksi benda bersdejaah peninggalan Kerajaan Kutai Kartanegara, benda-benda budaya dari daerah Kutai, koleksi mata uang kuno, dan sebagainya. Museum ini terbuka setiap hari untuk umum, kecuali hari Senin. 12 Museum Mulawarman dan Makam Raja-Raja Kutai Terletak di Kota Tenggarong lebih kurang 45 km dari Kota Samarinda, dan 110 km dari Kota Balikpapan. Museum ini diresmikan tanggal 25 Nopember 1971 oleh Gubernur Kalimantan Timur (H.A. Wahab Syahranie), dan diserahkan kepada Departemen Pendidikan dan Kebudayaan pada tanggal 18 Februari 1976. Terdapat koleksi tua gamelan, setinggi (singgasana), meriam sapu jagat serta koleksi dari Sultan Bulungan, Sultan Pasir, Sultan Sambaliung dan Sultan Gunung Tabur. Makam Raja Kutai terletak disamping museum. 13 Pulau Derawan Pulau Derawan terletak di Kepulauan Derawan, Kec. Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Satuan morfologi Pulau Derawan adalah dataran pantai bertopografi datar. Pantai pasir memiliki kemiringan lereng sekitar 7° - 11° dengan lebar 13,5 - 20 Di perairan sekitarnya terdapat taman laut dan terkenal sebagai wisata selam (diving) dengan kedalaman sekitar lima meter. Terdapat beraneka ragam biota laut di sini, diantaranya cumi-cumi (cuttlefish), lobster,ikan pipa (ghostpipe fish), gurita (bluering octopus), nudibranchs, kuda laut (seahorses), belut pita (ribbon eels) dan ikan skorpion (scorpionfishes). Pada batu karang di kedalaman sepuluh meter, terdapat karang yang dikenal sebagai "Blue Trigger Wall" karena pada karang dengan panjang 18 meter tersebut banyak terdapat ikan trigger (red-toothed trigger fishes). Terumbu karang di Kepulauan Derawan tersebar luas pada seluruh pulau dan gosong yang ada diKepulauan Derawan. Gosong-gosong yang ada di kepulauan ini diantaranya Gosong Pulau Panjang,Gosong Masimbung, Gosong Buliulin, Gosong Pinaka, Gosong Tababinga dan Gosong Muaras. 14 Sangkulirang wisata di zona ini umumnya ditandai dengan ciri alam, yaitu hutan, gua, air panas, sungai, pantai dan pulau-pulau kecil yang tersebar di Kecamatan Sangkulirang. Garis pantai yang panjang dan potensi perairan (laut maupun sungai) yang besar menambah daya tarik wilayah ini terlebih dengan adanya daya tarik yang unik yang berbeda dengan wilayah lainnya, seperti gua, pulau, pantai, laut dan air panas. Namun seperti juga wilayah lain di Kutai Timur, aksesbilitas (melalui darat) masih menjadi masalah yang utama untuk wilayah Sangkulirang. Sementara ini transportasi air / sungai dengan perahu masih mendominasi perangkutan di Sangkulirang. 1. Desa Benua Baru 2. Pulau Birah-Birahan, merupakan tempat bertelur penyu dan tempat bertelur serta migrasi sejenis burung putih pada saat bulan-bulan angin laut selatan, yaitu bulan Agustus, September dan Oktober 3. Pantai Jepu-Jepu, Bual-Bual dan Selangkau 4. Desa Pengadan, dimana sebagian besar penduduknya adalah petani sarang burung walet. Juga terdapat gua-gua yang sangat menarik untuk dikunjungi, baik karena keindahannya (stalagtit dan stalagmit) serta terdapat lukisan-lukisan dinding berupa gambar negatif tangan manusia dan hewan dari Zaman Batu (Stone Age).[15] Di antara gua-gua itu yang dibuka untuk umum adalah: Gua Ampanas dan Gua Mardua 15 Sungai Kayan Sungai Kayan merupakan sungai arus deras, dengan grade1/2 atau tingkat kesulitan di atas rata-rata, sehingga berpotensi sebagai objek wisata arung jeram. Sungai ini melewati lebih dari 20 desa yang memiliki sub suku yang berbeda namun bahasanya sebagian besar sama.Aktivitas masyarakat di sepanjang sungai ini adalah berburu dan bertani (bercocok tanam) 16 Sungai Wain Balikpapan Objek Wisata Sungai Wain Balikpapan 17 Wana Riset Samboja Wana Riset Samboja merupakan tempat untuk pengawasan dan rehabilitasi hewan langka yang dilindungi, seperti orang utan. Saat ini populasi orang utan di Kalimantan sudah mulai menurun, sehingga salah satu lokasi rehabilitasi berada di Wana Riset Samboja. Di lokasi ini dilakukan pengawasan dan rehabilitasi secara ketat terhadap kelangsungan hidup hewan yang dilindungi tersebut sebelum akhirnya di lepas kembali di habitat aslinya. Tempat rehabilitasi ini sekaligus juga menjadi pusat penelitian kehidupan hewan yang dilindungi tersebut. Pengelola Wana Riset Samboja adalah Loka Litbang Satwa Primata, UPT Departemen Kehutanan Pusat. 18 Zona Sangatta Secara umum terdapat: 1. Taman Nasional Kutai di dalamnya terdapat pula: a. Sangkimah, dimana terdapat jembatan (disebut Jembatan Sangkimah) sepanjang lebih kurang 1 kmmenjorok masuk ke tengah hutan hujan tropis dan bermuara pada suatu fosil hidup, yaitu pohon ulin besar yang diperkirakan berumur sekitar 1000 tahun. b. Mentoko, di kawasan ini terdapat sebuah pondok penelitian, disebut Pondok Penelitian Mentoko yang didirikan oleh Akira Suzuki, seorang ahli biologi dari Jepang yang mempelajari kehidupan orang utan di daerah ini. c. Pantai Teluk Kaba d. Pantai Teluk Lombok dan Teluk Perancis. Foto Penulis : Keindahan pantai Beras Basah Kota Bontang 2013 3. Meningkatkan produksi Budidaya Non Kehutanan dan Agroforesty Kawasan Budidaya Non Kehutanan (KBNK) yang dapat digunakan untuk berbagai kegiatan pembangunan termasuk usaha perkebunan yakni seluas 5,32 juta ha. Dari luasan itu, yang telah dimanfaatkan, khususnya untuk perkebunan sawit, mencapai 3,146 juta Ha. Artinya masih ada sekitar 2 juta Ha lebih lahan yang bisa digunakan untuk mengembangkan sektor ini. Selain tanaman sawit, tanaman lain yang potensial untuk dikembangkan adalah karet, kelapa, kopi, lada, cengkeh, coklat, panili dan lain - lain. Hingga akhir 2012, jumlah luasan kebun yang telah ditanami sawit mencapai 932.659,69 hektar. Rincianannya, luas kebun inti mencapai 667.215,60 hektar, kebun plasma seluas 141.224,09 hektar dan kebun rakyat 124.320 hektare. Akhir tahun ini, luasan kebun diprediksikan bisa mencapai lebih dari 1 juta hektar. Awang menyebutkan pengembangan sektor pertanian juga dibarengi dengan pengolahan hasil pertanian dalam kawasan ekonomi berbasis pertanian dan oleokemikal di Maloy, Kutai Timur. Selain itu Sektor Pertanian dari luas areal 2,60 juta Ha yang terdiri atas lahan sawah seluas 856.194 Ha dan lahan kering seluas 1.743.885 Ha, yang telah dimanfaatkan baru mencapai 27% untuk lahan persawahan dan 23% lahan kering. Jika sector peratanian ini bisa ditingkatkan produktifitasnya dengan memanfaatkan luas lahan yang ada, maka kaltim tidak perlu lagi mendatangkan beras dari luar untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat. Mengingat selama ini, sekitar 30 % kebutuhan beras Kaltim masih dipenuhi oleh daerah luar seperti Jawa dan sulawesi selatan. Bahkan sangat mungkin, jika ada optimaslisasi produktifitas, daerah ini bisa menjadi salah satu lumbung pangan nasional. Agroforesty yang dikembangkan disini adalah yang secara benar menerapkan keseimbangan lingkungan, jika konsep Kaltim Go Green dengan menanam Sawit di hutan yang ditetapkan sebagai kawasan konservasi, tentunya hal ini menjadi Ironi, Perlu dikaji lagi peruntukan lahan sawit apakah sesuai dengan master plan kaidah – kaidah keseimbangan lingkungan atau belum. Kemudian perlu kebijakan penegasan kebijakan yang mengatur pasca panen. Hasil Produksi Sawit sebaiknya di olah di hulu dan diekspos dalam bentuk minimal ½ jadi sehingga akan memberikan nilai tambah bagi petani atau penduduk yang bekerja di Sawit. Seperti pada Wilayah yang menjadi cikal bakal Kawasan Ekonomi Khusus Maloy Trans Kalimantan Economiic Zone ini sudah diproyeksikan sebagai kawasan pengelolaan hasil pertanian. Penyiapan pembangunan terminal tangki timbun untuk crude palm oil (CPO). Menggunakan sistem pipanisasi, pembangunan terminal CPO tersebut diyakini tidak akan mengganggu ekosistem yang berada di perairan Teluk Golok yang berdekatan dengan kawasan industri tersebut perlu dikaji lagi secara mendalam oleh semua pihak. 4. Budi daya Perikanan dan kelautan Wilayah pesisir dan laut Propinsi Kalimantan Timur mempunyai potensi sumber daya alam hayati dan non-hayati yang yang cukup beragam dan berlimpah sehingga merupakan salah satu sektor yang berpeluang untuk dikembangkan. Kegiatan perikanan merupakan kegiatan budidaya teperbaharui dan menghasilkan komoditi yang berskala luas. Berdasarkan data Dinas Kelautan dan Perikanan Pemprov Kaltim, hingga kini tingkat pemanfaatan sumberdaya perikanan laut diprakirakan masih berkisar 40% dari potensi yang ada, sedang perikanan di perairan umum sekitar 20,40%; budidaya tambak sekitar 36%; dan budidaya air tawar sekitar 2,64% dari potensi yang ada. Sedangkan potensi sektor perikanan Kaltim diprakirakan sebesar 339.998 ton; dimana perikanan laut diprakirakan sebesar 139.200 ton; perairan umum sebesar 69.348 ton; budidaya tambak sekitar 122.450 ton; dan budidaya air tawar sekitar 9.000 ton. Dengan jumlah nelayan dan pembudidaya ikan sekitar 200 ribu orang, maka sector ini bisa dijadikan sector andalan pembangunan pasca migas. Sentuhan Ekonomi creative pada sektor perikanan dan kelautan dibutuhkan, misalnya dengan mengemas ikon makanan khas dari sumberdaya ikan dan laut Kaltim, misalkan dari rumput laut atau olahan ikan lainnya. C. PENUTUP Kesimpulan dan saran 1. Perlu integritas dan penegakan hukum terkait pelanggaran – pelanggaran pada proses eksplorasi MIGAS dan Batubara. 2. Perlu pendekatan kolaboratif dari semua sektor untuk melaksanakan formulasi kebijakan Kaltim pasca migas dan batubara, tegas tidak setengah – setengah dengan indicator keberhasilan yang terukur. Daftar Pustaka 1. http://id.wikipedia.org/wiki/Kalimantan_Timur 2. http://www.kamusilmiah.com/sosiologi/potensi-sda-kalimantan-timur-memerlukan-lembaga-penelitian-dan-pengembangan/ 3. http://psdg.bgl.esdm.go.id/index.php?option=com_content&id=419&Itemid=425 4. http://ilmulingkunganuns.files.wordpress.com/2012/09/2-reklamasi-bentuk-lain-antonius-a-setijawan.pdf 5. http://www.korankaltim.com/apbd-kaltim-2013-jadi-rp-1514-t/ 6. http://www.indonesia.go.id/in/pemerintah-daerah/provinsi-kalimantan-timur/sumber-daya-alam 7. Refleksi Budiono, Jakarta , 2004 8. BPS-KALTIM, Samarinda, 2013

“Mengurai Benang Kusut Pendidikan kita : dari Kurikulum ‘13 ke Politik Anggaran ”

Buku anak – anak belum datang, kabarnya perusahaan yang nyetak tidak dapat untung, jangankan untuk distribusi seluruh Indonesia ongkos produksi nyetak saja tidak nutup. Akhirnya buku – buku belajar di kurikulum baru boleh di fotocopy per-bab ambil dari BOS tapi tidak boleh lebih dari 6%. Dengan Otonomi daerah, nantinya buku siswa bisa dianggarkan dari APBD masing – masing, tapi jika APBD anggarannya sudah diketok palu, tinggal nunggu anggaran perubahannya yang diemplementasikan tahun depan. Tidak mungkin anak – anak setahun menunggu buku dengan ‘kurikulum 13’ yang ditetapkan pemerintah sendiri tahun depan, karena sepertinya pemerintah ‘ memaksa’ harus diterapkan sekarang. Orang tua yang tidak sabar biasanya ngeprint sendiri atau beli dari percetakan yang mau ambil resiko untuk mencetak. Dalam sebuah rapat para guru, ada semacam pesimisme penerapannya : ‘ Ya minimal Guru itu tetap menerangkan, tetap menjelaskan, memberi tahu, jangan dengan alasan penerapan kurikulum 2013 gurunya diam saja dan terkesan tidak mengajar sebagai fungsinya sebagai pendidik. Satu sisi masih banyak guru yang memberikan resume ( inti materi) yang mematikan nalar dan logika siswa karena berharap ketika diujikan ke siswa, resume yang akan diubah menjadi kalimat tanya dapat dikerjakan dengan siswa sebaik – baiknya. Target ketuntasan minimal akan semakin mudah, bukankah ini KTSP 2006. Masih banyak para Ibu dan Bapak guru yang gagap memaknai kurikulum 2013, yang katanya pendekatannya saintific, siswa menemukan sendiri ( = inquiry ), siswa sebagai subyek dan sumber pembelajaran dan untuk pendidikan dasar menyasarnya adalah sikap dan karakter yang terbangun. Agak rancu ketika etika, moralitas ini dikuantitaskan dengan angka. Bukankah yang menjadi kunci adalah Gurunya. Mampu tidak mem’proses’kan setiap pembelajaran ke arah nilai sikap, moralitas atau etika. Apakah dengan jumlah jam bahasa Indonesia yang ditambah dengan bacaan cerita heroik dan nasionalismenya mampu mengubah sikap dan karakter peserta didik. Atau memang peran penambahan jam Agama, PKn dan ekskul wajib PRAMUKA memenuhi standar sikap yang diinginkan? Nampaknya Wacana Revolusi Mental yang diideologisasikan tim JOKOWI-JK melalui pendidikan sepertinya lebih serius dan detail lagi untuk dapat diterapkan. Pada kenyataannya dalam sebuah artikel pendidikan yang termuat dikompasiana (http://edukasi.kompasiana.com/2013/05/03/kualitas-pendidikan-indonesia-refleksi-2-mei-552591.html , UNESCO pada tahun 2012 melaporkan bahwa Indonesia berada di peringkat ke-64 dari 120 berdasarkan penilaian Education Development Index (EDI) atau Indeks Pembangunan Pendidikan, dengan empat kategori penilaian, yaitu angka partisipasi pendidikan dasar, angka melek huruf pada usia 15 tahun ke atas, angka partisipasi menurut kesetaraan gender, angka bertahan siswa hingga kelas V Sekolah Dasar. (UNESCO : 2012). Sementara itu The United Nations Development Programme ( UNDP ) tahun 2011 juga telah melaporkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM ) atau Human Development Index (HDI) Indonesia mengalami penurunan dari peringkat 108 pada 2010 menjadi peringkat 124 pada tahun 2012 dari 180 negara. Dan pada 14 Maret 2013 dilaporkan naik tiga peringkat menjadi urutan ke-121 dari 185 negara. Aspeknya meliputi tenaga kerja, kesehatan, dan pendidikan. Dilihat dari kasaran peringkatnya, memang menunjukkan kenaikan, tetapi jika dilihat dari jumlah negara partisipan, hasilnya tetap saja Indonesia tidak naik peringkat. Artikel lain pada website BBC 2012, Sistem Pendidikan Indonesia Menempati Peringkat Terendah di Dunia, diberitakan bahwa menurut tabel Liga Global yang diterbitkan oleh Firma Pendidikan Pearson. Ranking ini memadukan hasil tes internasional dan data seperti tingkat kelulusan antara 2006 dan 2010. Indonesia berada di posisi terbawah bersama Meksiko dan Brasil. Dua kekuatan utama pendidikan, yaitu Finlandia dan Korea Selatan, diikuti kemudian oleh tiga negara di Asia, yaitu Hong Kong, Jepang dan Singapura. (http://www.bbc.co.uk/indonesia/majalah/2012/11/121127_education_ranks.shtml). Lantas kira – kira apa yang menyebabkan? Kita mulai dari guru. Guru tidak hanya membutuhkan sekali dua kali pelatihan untuk dapat merubah mindset bagaimana cara mendidik. Guru yang ada sekarang adalah produk IKIP atau PT, PTN yang mendapatkan kurikulum, mencontoh cara mendidik dengan cara – cara seperti dosennya dulu, seperti guru – gurunya yang dulu. Bagaimana mungkin menerapkan kurikulum dengan paradigma baru sedangkan proses pelatihannya saja hanya sekedar memenuhi standar administrasi untuk menyerap anggaran. Pemerintah nampaknya belum secara matang dan agak terburu – buru menyiapkan konsep pelatihan sampai dengan indikator keberhasilannya. Masih carut marut tidak sinergis dari guru sebagai software utama sampai buku – buku dan fasilitas lainnya. Disisi lain dalam sebuah diskusi terbuka di media TV, Prof. Dr. H. Sunaryo Kartadinata, Rektor UPI mengatakan nada pesimisnya refleksi pendidikan kita bahwa semakin banyak lulusan Perguruan Tinggi semakin banyak pengangguran terdidik. Obat manjur kurikulum baru nampaknya belum menjadi formula yang cukup manjur untuk mengikis kebenaran fakta ini. Wacana pemisahan kementrian antara DIKDAS ( PAUD , SD, SMP, SMA ) dan DIKTI ( PT ), akankah membawa perubahan. Pemisahan ruang garap antara penanaman budaya dan karakter lewat DIKDAS sedangkan risetnya lewat DIKTI. Kebijakan pendidikan terkait erat dengan kualitas keperpihakan anggaran. Dengan Anggaran 20% yang sudah ditetapkan dalam UUD besarannnya sekitar 368 terbagi 40% dipusat, 60 % didaerah. Anggaran anggap sekitar 1700 T, 368 T dan hampir 1/3 nya terserap digaji guru termasuk sertifikasi dan tunjangan – tunjangan yang lainnya. Sertifikasi dan gaji tidak salah dan dari dulu semestinya diberikan hak tersebut. Yang kurang tepat masuk 20% nya yang harusnya siswa benar – benar gratis tidak ada pungli disekolah, dari seragam, sepatu buku, bahan praktek, transport untuk fiedtrip praktek lapangan, bahkan gedung yang layak dan akses jalan dan jembatan seharusnya ke PU bukan dari 20% anggaran pendidikan. Ada perataan hak baik swasta atau negeri artinya tidak dibeda – bedakan. Gaji guru dan sertifikasi masuk pada anggaran sipil misal dalam kemendagri. 20% bahkan bila perlu ditambah akan sangat berarti karena investasi SDM dipendidikan tidak akan pernah habis seperti MIGAS, Batubara dan minerba lainnya. Dari 20% anggaran hanya sampai peserta didik 10% itupun termasuk untuk membangun gedung sekolah dan angka DO wajib belajar 9 tahun juga meningkat. Anggaran terjebak pada indeks makro, dengan dimasukan gaji guru berkisar 100 T tanpa pengelolaan seperti seleksi jabatan dan politik anggaran, kepala sekolah – kepala sekolah atau pejabat berwenang terkait yang ditunjuk ikut menciptakan sistem alokasi anggaran menjadi tidak maksimal, apalagi seperti membenahi UU wajib belajar sampai dengan 12 tahun, infrastruktur, kualitas dan kuantitas, kurikulum, akses dan perlakuan didalamnya. Sertifikasi yang sudah ada tidak menjadi persoalan, yang perlu dikontrol adalah indikator kemajuan sistem pendidikan yang sudah berjalan, seringkali sertifikasi hanya terjebak pada syarat administrasi tanpa membenahi secara terus - menerus kualitas- kualitas guru bersertifikasi. Sistem berkelanjutan dalam pelatihan- pelatihan guru, sekarang terkesan guru memang sengaja dibiarkan. LPTK ( Lembaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan ) sebagai lembaga yang bertanggungjawab kinerjanya menjadi proyek oriented, litbang belum berjalan dengan baik dan sepertinya lembaga ini perlu dibenahin. Termasuk didalamnya karier guru juga dibangun. Reward tidak harus berupa uang atau sertifikasi dan tunjangan semacamnya, reward bisa dibuat dengan memberikan program beasiswa untuk jenjang keilmuannya, sehingga dimana menemukan guru berkualitas pastilah muridnya juga berkualitas. Selain anggaran, dengan UU otonomi daerah, kepala dinaslah yang berhak mutlak memindahkan kepala sekolah atau pejabat berwenang. Dampaknya anggaran terserap 60% didaerah jauh dari pengawasan. Keterjangkauan akses, sumbangan disekolah swasta miskin , BOS dan BOP yang efektifitas banyak ditemukan bocor ditengah jalan. Berbicara soal mutu atau kualitas guru, perlu terstruktur, masif dan sistematis pelatihan – pelatihan program untuk peningkatan kompetensi guru dalam mengajar, apapun kurikulumnya jika dibarengi dengan kualitas guru melalui indikator penilaian pra kinerja guru, penilaian kinerja guru dan pasca kinerja guru untuk sertifikasi maka proses ideal tujuan pendidikan nasional akan semakin dekat dengan sasaran. Peningkatan kualitas kinerja guru dalam peningkatan kompetensi dapat diukur sebanyak apa atau sekualitas apa konsep pelatihan -pelatihan yang diberikan. Trend korupsi yang naik, bisa ditemukan objek korupsinya dari pendidikan dana DAK , misal rehabilitasi sekolah. Kemudian 100 T tunjangan profesi tersendak dikhas daerah. Masuk ke daerah dan hibernasi beberapa saat sehingga siapapun bisa mengambil keuntungan. Step by step dibenahi apa benar wajar ( wajib belajar ) sudah tuntas berkualitas selesei 9 tahun atau memang belum. Bagaimana untuk wajar 12 tahun? Politik Anggaran khusus 20 % atau bisa ditambah sebaiknya hanya untuk peningkatan DIKTI dan DIKDAS, didalamnya tidak termasuk gaji guru dan tunjangan lainnya. Memperbanyak pelatihan yang tentunya waktu yang diambil tidak mengorbankan jam belajar peserta didik. Evaluasi BOS dan BOP yang lebih tepat sasaran, perbaikan sistem rekruitmen kepsek atau keberanian untuk menghapus proyek UN yang secara idealisme sangat bertentangan dengan landasan filosofis perubahan kurikulum 2013. Rofiah ( pendidik sekolah swasta )

Sabtu, 15 Juni 2013

MENDIDIKAN KARAKTER RAMAH LINGKUNGAN BAGI ANAK USIA SEKOLAH

A. PENDAHULUAN PERSPEKTIF AGAMA TENTANG PENDIDIKAN LINGKUNGAN Ar Ruum – 30 : 41. “Telah tampak kerusakan di darat dan dilaut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” Al Qashash – 28 : 77. Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. Al A'Raaf 7 : 56. Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik. Kehidupan manusia di bumi digambarkan dalam Al-Quran adalah tidak kekal. Suatu saat nanti, ketika bumi diguncang dan semua benda yang ada porak-poranda dan binasa, manusia akan dibangkitkan dari kematiannya untuk dimintai pertanggung jawaban atas apa yang telah dilakukannya di dunia. Sebuah petunjuk yang bermakna bahwa perbuatan manusia semasa hidup di dunia haruslah bernilai baik bagi semesta alam jika ingin bernasib baik di dunia dan akherat nanti. Oleh karena itu, merawat alam merupakan perintah yang mesti dikerjakan setiap muslim. Innahu kahu kaana zuluman zahuula. Bahwa manusia itu bodoh dan sangat bodoh, karena tindakan manusia yang melakukan tindakan-tindakan yang tidak adil, baik terhadap manusia sendiri maupun terhadap alam semesta. Banyak ayat Al-Qur’an yang menjelaskan bahwa alam ini untuk masa depan manusia. Alam untuk kehidupan generasi yang akan datang sampai tiba saatnya pada hari kiamat. Dalam satu hadist Nabi Muhammad SAW, “Jika sebelum kiamat itu ada satu biji kurma saja ditangan kamu dan kamu bisa menanamnya, maka tanamlah itu.” Hal ini, merupakan isyarat bahwa pada saat-saat yang terakhirpun Tuhan memerintahkan kepada kita untuk bisa menanam dan tidak diperbolehkan untuk berbuat kerusakan. Umat Kristiani (Katholik) tentu mengenal Santo Francis Assisi, atas sikap beliau yang menghormat pada setiap makhuk hidup. Dengan menyaksikan setiap makhluk yang ditemuinya, maka dia melihat ada keberadaan Tuhan. Diriwayatkan pula, St. Francis, dalam sebuah perjalanannya, melihat sekelompok burung, kemudian beliau meninggalkan rombongan, mendatangi kelompok burung tersebut lalu membacakan firman Tuhan dan berdoa:” Saudara-saudaraku para burung, seharusnya kalian bersyukur kepada sang Penciptamu, dan mencintaiNya, Dia memberimu bulu yang indah sebagai pakaian, serta sayap yang membuatmu dapat terbang kemana pun yang kau mau. Tuhan telah memberikan kekuasaanya atasmu dibandingkan ciptaanNya yang lain, memberimu ruang gerak di udara segar, sehingga saat terbang kamu tidak Bagi para pemimpin agama, kesadaran terhadap lingkungan bukan merupakan suatu yang baru. Inisiatif pertama kali menggalang kesadaran pemimpin agama tersebut diadakan di Assisi, Italia. Pertemuan yang diadakan oleh World Wildlife Fund (WWF) tahun 1986 ini bergiat mengumpulkan seluruh pemuka agama guna menghadapi krisis lingkungan dan konservasi alam yang terjadi di bumi, dan menghasilkan: “Deklarasi Assisi” dimana masing masing agama memberikan pernyataan tentang peran mereka dalam melestarikan alam, yaitu : “Kerusakan lingkungan hidup merupakan akibat dari ketidak taatan, keserakahan dan ketidak perduliaan (manusia) terhadap karunia besar kehidupan.” (Budha). “Kita harus, mendeklarasikan sikap kita untuk menghentikan kerusakan, menghidupkan kembali menghormati tradisi lama kita (Hindu).” “Kami melawan segala terhadap segala bentuk eksploitasi yang menyebabkan kerusakan alam yang kemudian mengancam kerusakannya,” (Kristiani) “Manusia adalah pengemban amanah, berkewajiban untuk memelihara keutuhan CiptaanNya, integritas bumi, serta flora dan faunanya, baik hidupan liar maupun keadaan alam asli,” (Muslim) Pada Millennium Ecosystems Assessment Report (2005) memberitahukan kepada kita, bahwa manusia sekarang ini sedang membinasakan sistem yang menyokong kehidupan mereka sendiri dalam taraf yang mengkhawatirkan. Data-data menunjukkan bahwa manusialah yang menjadi penyebab perubahan iklim, meracuni udara, air, dan tanah, sehingga kesehatan manusia termasuk semua spesies yang ada ikut terancam keberadaannya. Selain itu, ledakan populasi dalam abad 20 dari 2 menjadi 6 milyar penduduk akan menyebabkan kendala yang akan berbenturan dengan masalah sumber daya alam. Para ilmuwan telah mendokumentasikan bahwa kita hidup ditengah ancaman kepunahan periode keenam, yang diindikasikan oleh banyaknya spesies yang punah pertahun. Sekarang ini dinyatakan, lebih dari 10.000 spesies setiap tahun sama dengan lajunya kepunahan spesies dalam 65 juta tahun yang lalu, saat itu terjadi kepunahan Dinosaurus. Sehingga kita sedang mematikan sistem kehidupan kita sendiri di bumi yang mendahului era geologis yang sedang berjalan. Para ilmuwan telah menunjukkan dengan penelitian intensif bahwa planet bumi telah terancam. Selain itu akibat perubahan iklim dan kehilangan habitat dan ekspansi yang dilakukan oleh manusia, kepunahan spesies semakin bertambah tinggi. Sedikitnya ada 15 spesies telah punah dalam 20 tahun terakhir, 12 spesies dapat bertahan hidup karena diperlihara ditangkarkan oleh manusia. Namun, diyakini bahwa sebenarnya spesies yang mengalami kepunahan jumlahnya jauh lebih besar. Lebih dari itu menurut penelitian Global Species Assessment (GSA) dalam Siaran Pers bulan November 2004, sekitar 15.589 spesies yang terdiri dari 7.266 spesies satwa dan 8.323 spesies tumbuhan dan lumut kerak, diperkirakan berada dalam resiko kepunahan. Komunitas agama yang ada selama ini memang taat terhadap ajaran mereka, terlepas apakah juga tidak peduli dengan tingkat kerusakan yang dahsyat seperti sekarang ini? Para pengikut agama yang memahami tentang kritisnya alam, tentu saja memahami bahwa apa yang sedang kita hadapi sebenarnya berhubungan dengan masalah lingkungan dan tantangan-tantangan sosial. Tentu saja tidak pula diragukan bahwa masa depan sistem kehidupan di planet ini sedang terancam. Pertanyaan yang muncul pada persoalan lingkungan dan agama adalah dapatkah manusia bertahan hidup dalam siklus kehidupannya di bumi ini? Sebagaimana teolog Yunani ortodok, John of Pergamon, telah menulis: bahwa sesungguhnya tidaklah mudah untuk menciptakan ‘etika amanah’ dimana kita harus ‘mengelola’ bumi dengan baik. Namun, krisis ini menantang kita untuk memformulasikan kealamiahan kita selaku manusia, secara ontologi. Jika kita tetap berpangku tangan dan terlena menyaksikan keserakahan di atas bumi, bukankah itu berarti rasa keberagamaaan kita telah mati atau setidaknya mulai berkurang? Mengapa Agama-agama sangat terlambat dalam merespon masalah lingkungan? Lalu, apa yang menjadi penghambat keterlibatan mereka dalam ikut berperan? Sudahkah pengorbanan pribadi atau keikhlasan menjadi sebuah tantangan dalam merawat setiap ciptaan Tuhan? Mengapa ada pemikiran sempit yang menjadikan interpretasi yang mengatakan bahwa kehancuran lingkungan sebagai suatu manifestasi berakhirnya bumi? Kita tidak mengesampingkan sisi gelap agama dari sisi adanya kekerasan dan sektarianisme. Namun, agama mempunyai berbagai pembentuk budaya yang telah berabad-abad dapat memberikan sumbangan dalam memikirkan kembali persoalan yang kita hadapi. Agama telah mengembangkan etika bagi mencegah terjadinya saling bunuh (homicida), membunuh diri sendiri (suicida), atau membunuh suku bangsa lain (genocida); namun, sekarang tantangan agama adalah untuk menghadapi ancaman pembunuhan makhluk hidup (biocide) dan pembunuhan akibat kerusakan lingkungan (ekosida). Jadi, sesungguhnya persoalan lingkungan cukup mewakili untuk memberikan alasan, untuk bisa melibatkan dialog antar agama. Hal mendasar lagi adalah keberadaan bumi itu sendiri dimana agama menghormati kesucian dari ciptaan yang dikaruniakan untuk ummatnya. Saling merasa berbagi dalam menghadapi meluasnya krisis lingkungan, tentunya merupakan sebuah momentum untuk menghadirkan agama dalam bersama-sama memikirkan hal serupa—yaitu masa depan kehidupan di planet bumi, Apa yang terjadi merupakan suatu panggilan agar agama-agama bangkit dan merentangkan kesadaran moral mereka untuk melindungi kehidupan dan mencegah kepunahan akibat peran manusia mengelola bumi. Pada suatu hari, Emil Salim yang waktu itu menjadi Menteri Kependudukan dan Lingkungan Hidup saat itu, datang menghadap ulama besar dan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Prof. Haji Abdul Malik Karim Amarullah (HAMKA), dan berharap pada ulama agar dapat memberikan bantuan dalam menyadarkan ummat Islam terhadap lingkungan. Emil mengatakan, “Buya, apa yang bisa dilakukan ummat Islam dalam melestarikan lingkungan hidupnya,” Prof Hamka, dengan arif menjawab: tidak ada yang salah dengan ajaran Islam dalam soal lingkungan hidup. “Tetapi kesalahan terjadi pada bagaimana cara kita mengajarkan Islam kepada masyarakat.” Kata Buya Hamka, umat Islam akan tersentuh jika segala hal praktis dapat langsung dirasakan mereka. Misalnya umat Islam harus shalat lima waktu. Maka diperlukan air wudhu yang mensucikan. Dari mana umat mendapatkan air bersih? Dari sungai yang mengalir dari air tanah yang sah yang memenuhi persyaratan untuk menghadap khaliqnya. Dengan demikian setiap ummat Islam harus memelihara air serta sumber-sumbernya agar mereka bisa beribadah kepada Allah. Jadi wajib hukumnya umat memelihara sumber-sumber air tersebut. Kesadaran transisisi terhadap beragam bentuk dan diversitas budaya dalam pendekatan etika lingkungan mulai mendapat tempat di seantero dunia. Hal ini dikarenakan agama-agama pun mulai sadar bahwa rantai kehidupan sedang terancam. Tradisi monoteistik seperti Yahudi, Kristiani dan Islam menemukan tempat masing-masing di bidang lingkungan. Lalu kegiatan ini diikuti pula oleh pemeluk Hindu, dan Jainisme di Asia Selatan, Konghucu dan Taoisme di Asia Timur, dan Budisme di Asia dan di Barat. Juga dilakukan oleh masyarakat asli di Afrika, Asia, Pasifik, dan penduduk asli Amerika yang kelihatannya juga ikut urun rembuk menyumbangkan kearifan kuno mereka dalam diskusi-diskusi mengenai lingkungan. Semua tradisi ini sedang menuju untuk menemukan rumusan bahasa, simbol dan ritual untuk mendukung penyelamatan bioregion dan spesies. Dalam menuju hal tersebut agama-agama mendatangkan sebuah energi guna memulihkan kehidupan di bumi dalam bentuk praktis, misalnya dengan mengadakan penanaman pohon, perlindungan terumbu karang, dan pembersihan sungai. Upaya ini, sesungguhnya merupakan permulaan untuk menjembatani mereka yang perduli dengan keadilan sosial dan ekonomi dengan mereka yang bekerja untuk pelestarian lingkungan. Di Indonesia, gerakan tradisi Islam untuk menyelamatkan lingkungan upaya sudah pula dimulai dan sungguh mengesankan. Di beberapa tempat, dijumpai proyek inisiatif akar rumput untuk misalnya menanam pohon dengan atas anjuran prinsip praktis ajaran Islam. Harapannya, hal seperti ini mendapatkan perhatian yang lebih luas, karena akan secara efisien dapat diterima dan dimengerti secara luas, baik itu di Indonesia maupun di belahan bumi lain di muka bumi. B. KARAKTER SEBAGAI SUBYEK SIKAP HIDUP RAMAH LINGKUNGAN Sikap atau perilaku masyarakat telah dibentuk sepanjang tahun melalui kebudayaan dan pendidikan. Agama merupakan Ibu dari budaya dan pendidikan. Masyarakat berkarakter ramah lingkungan terbentuk dengan individu – individu ramah lingkungan. Agama dan Budaya yang sudah ada dapat diimplementasikan sebagai sebuah nilai yang bergerak dalam suatu sikap atau perilaku komunal masyarakat. Berdasarkan analisis atas perilaku masyarakat di negara yang pendidikannya sudah maju, membuktikan bahwa mayoritas penduduknya sehari-hari mengikuti/ mematuhi prinsip-prinsip dasar kehidupan sebagai berikut : 1. Etika, sebagai prinsip dasar dalam kehidupan sehari-hari 2. Kejujuran dan integritas 3. Bertanggung jawab 4. Hormat pada aturan & hukum masyarakat 5. Hormat pada hak orang/ warga lain 6. Cinta pada pekerjaan 7. Berusaha keras untuk menabung & investasi 8. Mau bekerja keras 9. Tepat waktu Membangun Karakter Diri ( cara pikir/ cara pandang/ bersikap/ bertindak ) dengan selalu melakukan “perubahan” kearah kompetensi yang unggul. Kekuatan “ Otak ” lebih berperan dari pada “Kekuatan Otot” (Anthony Robin), sedangkan kedua kekuatan ini tidak punya arah tanpa “Kekuatan Hati”. Seperti pepatah berbicara “ Ilmu Tanpa Agama akan Buta, Agama tanpa Ilmu lumpuh! “ (Einstain) FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEINGINAN BERUBAH PADA DIRI MANUSIA menurut Prof. Gay Hendrick & Dr. Kate Ludeman Sikap hidup yang mencerminkan karakter menurut Prof. Gay Hendrick & Dr. Kate Ludeman menjadi kunci perubahan, tidak hanya bertumpu pada pengetahuan ( knowledge) atau ketrampilan hidup ( life skill ). Attitude atau sikap disini menunjukan karakter seseorang, bagaimana bertindak, bagaimana berbicara atau seseorang mengatasi sebuah permasalahan. Hal ini senada juga dengan yang disampaikan Sheal, Peter R.(1989) tentang bagaimana dalam proses pembelajaran dapat merubah sikap hidup/ karakter seperti yang dijelaskan dalam gambar 2 dibawah ini. Proses belajar mengajar dengan metode bermain peran/ role play, bermain simulasi dan mengerjakan hal yang nyata mempunyai peran 90 % untuk di ingat dan nantinya akan dijadikan logika bersikap yang membentuk karakter seseorang. Metode inilah yang diharapkan dapat dididikkan ke peserta didik. C. MERUMUSKAN KURIKULUM FORMAL DAN INFORMAL BERBASIS PENDIDIKAN RAMAH LINGKUNGAN C.1 KURIKULUM FORMAL Pada Garis Besar Isi materi ( GBIM ) Pendidikan Lingkungan Hidup ( PLH ) wilayah Kalimantan menjelaskan kurikulum PLH secara jenjang bertingkat, misalnya dari jenjang SD seperti bagan dibawah ini. Peta Materi Pendidikan Lingkungan Hidup SD/MI Sedangkan untuk jenjang SMA Kurikulum yang telah disusun diatas dalam usaha menerapkannya dapat melalui 1 mata pelajaran tertentu (singular) atau dapat dimasukkan pada setiap mata pelajaran bidang studi yang lain. Masing – masing memiliki kelemahan dan kelebihan, jika PLH menjadi 1 mata pelajaran tertentu maka pemahaman secara sistematik dan pengukuran indikatornya akan mudah, tetapi jika PLH disusupkan kepada mata pelajaran yang lain siswa akan mendapatkan problem solving yang dapat ditinjau dari lintas sektoral. Pemahaman penyeleseian permasalahan interdisipliner sudah diperkenalkan sejak dini tetapi akan sangat sulit mengukur indicator keberhasilannya karena bobot yang berbeda pada masing – masing mata pelajaran. Konsep – konsep kurikulum yang sudah ada perlu penerapan metode pembelajaran, pelibatan peserta didik secara langsung apalagi menegerjakan hal – hal yang nyata, hal – hal yang bersentuhan dengan permasalahan lingkungan hidup disekitarnya baik disekitar sekolah, rumah atau kota tempat peserta didik berada memberikan dampak nyata terhadap cara berpikir, cara membuat paradigma/ sudut pandang memecahkan permasalahan dan akhirnya membawa perubahan sikap/ attitude atau karakter ramah lingkungan yang diharapkan. Program ADIWIYATA untuk sekolah – sekolah Go Green yang digalakkan Kementrian Lingkungan Hidup, senada dengan program – program yang lain seperti ADIPURA, KALPATARU, duta lingkungan, duta sanitasi dan lain – lain, tentunya mempunyai dampak yang positif sebagai reward terhadap peserta didik atau masyrakat. Program – program yang sudah ada perlu dievaluasi lebih mendalam melihat sejauh mana tingkat umpan baliknya terhadap perilaku masyarakat yang diharapkan. Misalnya ADIPURA, jika indicatornya hanya bersih dan indah tanpa diikuti habit/ kebiasaan masyarakat tentunya penghargaan ini hanya bersifat temporal. Karena sasaran sesungguhnya adalah membentuk budaya masyarakat. Kota-kota yang mempunyai target ADIPURA atau sekolah – sekolah yang mempunyai target ADIWIYATA akan menjadi mudah jika mengalokasikan anggaran sejumlah tertentu sesuai target yang dicapai, dapat digunakan untuk membayar banyak orang untuk menjadi Pasukan Kuning atau tim pembersih, penata dan pemeliharaan. Tetapi kebersihan, keindahan, kehijauan kota atau sekolah merupakan kesadaran komunal dari anggota masyarakat atau sekolah. C.2 KURIKULUM INFORMAL Berbicara kurikulum informal yang dimaksud adalah lingkungan keluarga termasuk didalamnya lingkungan masyarakat. Di dalam sebuah keluarga dalam menerapkan PLH memerlukan tauladan contoh sikap dari kedua orang tua. Misalnya menyediakan tempat sampah terpisah di rumah dan memberikan contoh dimana jenis sampah itu dibuang. Membangun kedisiplinan semacam ini akan menjadi kebiasaan anak yang dapat ia bawa kemanapun anak tersebut berada. Menyanyangi tanaman dengan merawat berbagai macam tanaman diruang – ruang kosong di rumah, menjaga kebersihan selokan atau halaman taman atau kebun disekitar rumah, mungkin dengan menyediakan waktu khusus setiap minggu atau sebulan untuk kerja bakti seluruh anggota keluarga untuk membersihkan dan merawat lingkungan sekitar rumah. Selain itu budaya hemat energy juga diterapkan sejak dini misalkan menutup kran rapat – rapat, mematikan lampu atau elektronik lainnya yang tidak terpakai, Bike to work atau menggunakan kendaraan umum/ massal, tidak membudayakan beli baju baru saat lebaran, mengajak menanam one man five tree dan lain – lain. Lingkungan masyarakat baik RT, RW, Desa dengan cara kerja bakti pada hari-hari yang disepakati. Seperti 17- an, memasuki puasa atau kegiatan untuk mencegah penyakit Demam Berdarah. Tentunya dalam kerjabakti kita juga mengajak anak-anak sebagai proses pembelajaran. D. PENUTUP Mendidikan karakter ramah lingkungan bagi anak usia sekolah dibutuhkan metode – metode pembelajaran yang melibatkan langsung peserta didik dengan kegiatan – kegiatan nyata, memberikan contoh – contoh sikap ramah lingkungan sejak dini pada keluarga. Dukungan masyarakat dan pemerintah dalam mewujudkan budaya ramah lingkungan sangat dibutuhkan. Adanya kebijakan – kebijakan yang tegas terhadap komitmen ramah lingkungan, menegakkan peraturan perundangan lingkungan dengan memberi punishmen bagi yang melanggar serta reward bagi yang memberikan support nyata. Daftar Pustaka 1. www.religionandecology.org 2. www.environment.harvard.edu/religion 3. Tucker’s Worldly Wonder: Religions Enter Their Ecological Phase (Open Court, 2003) and Tucker and Grim, Worldviews and Ecology (Orbis, 2001) 4. Pusat Pengelolaan Lingkungan Hidup Kalimantan, Garis Besar Isi Materi (GBIM) Pendidikan Lingkungan Hidup, 2007 5. Sukro Muhab, Konsp dan Implementasi Sekolah Islam Terpadu/SIT, 2010 .