Like this ?

Senin, 02 Maret 2015

Mengukur keberpihakan Pangan, Energi dan Lingkungan dari debat final kedua capres


http://politik.kompasiana.com/2014/07/06/mengukur-keberpihakan-pangan-energi-dan-lingkungan-dari-debat-final-kedua-capres-672007.html Bukan lautan hanya kolam susu Kail dan jalan cukup menghidupimu Tiada badai tiada topan kau temui Ikan dan udang menghampiri dirimu Orang bilang tanah kita tanah surga Tongkat kayu dan batu jadi tanaman Orang bilang tanah kita tanah surga Tongkat kayu dan batu jadi tanaman ( by Koes Ploes ) Debat final visi misi pangan, energi dan lingkungan dimulai dari pasangan Prabowo – Hatta, Hatta memaparkan visi misinya bahwa persoalan pangan, energi dan lingkungan tidak dapat dipisahkan, pangan merupakan kebutuhan dasar dan negara harus dapat memenuhi kebutuhan rakyat akan pangan, pangan juga harus dapat terjangkau dan terakses harganya oleh seluruh rakyat, mewujudkan kedaulatan pangan, kemandirian pangan dan ketahanan pangan. Secara tegas untuk pangan kebijakan yang akan diambil adalah : 1. Pangan dalam kecukupan 2. Pangan harus terjangkau 3. Mengembangkan diversifikasi pangan 4. Peningkatan kualitas pangan dan gizi 5. Mitigasi krisis pangan gizi Untuk bidang energi : 1. Migas ditingkatkan 2. Mengurangi impor 3. Efesiensi Untuk lingkungan : 1. Menjaga Lingkungan untuk antisipasi climate change 2. Konservasi ekosistem 3. Meningkatkan kualitas air, udara dan tanah dari pencemaran 4. Upaya prinsip suistanable pembangunan pasca milenium gold Sedangkan Pasangan Jokowi – JK secara garis besar mengungkapkan hal yang sama tetapi dengan latar belakang krisis pangan dengan impor 2,7 ton tahun 2008 kemampuan 8 – 12 juta ha lahan pertanian. Kemudian krisis energi dengan semakin banyaknya impor minyak. Maka untuk memenuhinya diambil kebijakan – kebijakan : Bidang Pangan 1. Meningkatkan produksi dan kualitas bibit 2. Meningkatkan pupuk untuk pertanian 3. Memperbaiki pengairan untuk padi, tebu atau sawit 4. Mencetak Sawah baru 1 juta Ha Bidang Energi 1. Memperbaiki sistem ekplorasi dan eksploitasi 2. Konversi minyak ke BBG 3. Jenis kendaraan bermesin BBG 4. Transportasi umum untuk efesiensi 5. Pengembangan energi terbarukan Bidang Lingkungan 1. Memperbaiki Hutan/ reboisasi rusak seluas 2 jt ha 2. Memperbaiki DAS 3. Meningkatkan kebersihan kota dan menambah kenyamanan yang lebih baik Pada penajaman visi misi dengan pertanyaan mengenai Ketahanan pangan agribisnis kerakyatan, ekspor berbasis kerakyatan, bagaimana upaya dan strategi menghadapi liberaliasi pasar? Bapak JOKOWI menjawab hal utama adalah penyediaan pasar, petani menanam pepaya, melon semangka, untuk menambah nilai jual maka dibuat ektrak atau juz misalkan pepaya. Pemerintah menyiapkan pasar pasca panen, menyiapkan tenaga PPL, menyiapkan bibit yang baik. Ada niat untuk menyeleseikan masalah dan ada kemauan pasti berhasil. Bapak JK menambahkan tanah kita subur yang perlu dilakukan adalah ekspor harus mendapatkan nilai tambah yang baik. Misalkan Pengolahan CPO pada sawit, industri hilir harus dibangun sehingga mempunyai nilai tambah. Dari pertanian negara agraris yang baik, Penduduk yang besar sebagai pasar utama dalam negeri dan mendapatkan nilai tambah maka persoalan dapat teratasi. Bapak Prabowo menjawab tiap tahun kita kehilangan lahan 60.000 ha/ thn, pada tahun 2015 diprediksi oleh menteri pertanian butuh tambahan lahan 730.000 ha, maka jawabannya adalah intensifikasi lahan yang sudah ada , memperbaiki pupuk ; yaitu pupuk majemuk yg spesifik, pupuk yang spesifik, pupuk spesifik untuk jagung, untuk padi, untuk singkong. Pernah dilakukan dengan memberi pupuk majemuk terdapat peningkatan 40 % hasil pertanian dari 100 kabupaten, ini disebut intensifikasi pertanian, selanjutnya adalah ekstensifikasi pertanian dengan menambah 2 juta ha sawah baru di indonesia karena konversi untuk 730.000 ha/thn di 2015 yang hilang. Intinya adalah intensifikasi dan ekstensifikasi Mengenai energi Kedaulatan energi dan tantangan liberalisasi tata kelola energi, Bapak Hatta menjawab dengan subsidi BBM yang meningkat, maka adanya bioenergi yang masih 6 % , strategi hatta adalah menata ulang, mengenai renegoisasi itu wajib dilakukan, sambil menghormati yang sudah berjalan, renegosiasi lagi sehingga pendapatan negara meningkat, sedangkan untuk suistinable cadangan energi untuk eksplorasi dengan mengembangkan sumur tua dengan teknologi baru. Jangka pendek yang akan dilakukan difersifikasi, insentif bioenergi, riset spending untuk meningkatkan temuan – temuan bioenergi dan mengembangkan pola bisnis menarik dengan fit in tarif dengan target 2020 menjadi 20% untuk bioenergi. Untuk langkah penghematan dari elastisitas 1,63 ke 0,8 konsisten dengan cara : 1. Eksplorasi baru 2. BUMN untuk cadangan 3. Energi baru terbarukan 4. Hemat terhadap energi Berbeda dengan kubu bapak JOKOWI – JK, bapak JOKOWI Energi yang kita punya sangat melimpah, minyak, gas, geothermal dan terbarukan yang lainnya. Strateginnya memutuskan subsidi BBM berpindah konversi ke gas, dibarengi dengan pembangunan infrastruktur gas, pipa - pipa ke industri dibangun maka dalam waktu 3 tahun dan dengan kecepatan tinggi maka dapat terwujud. Masalah kemacetan transportasi untuk efesiensi energi maka sekaligus menyiapakan sistem tansportasi massal untuk kota – kota terindikasi macet. Baik infrastruktur atau armadanya. Jika dikerjakan dengan baik maka efesiensi BBM dapat dilakukan. Mengenai Bioenergi, kita mempunyai lahan marjinal yang luas, ada tanaman yang tidak perlu air, namanya cantel atau sorgum, riset – riset biofuel ini akan digalakkan, kemudian diserahkan petani, petani mengelola sampai disiapkan pasarnya. Mengenai Kerusakan lingkungan dan pertumbuhan ekonomi dan kelestarian lingkungan, bagaimana implementasinya. Bapak JOKOWI menjawab antara kepentingan ekonomi, kebutuhan masyarakat dan kelestarian lingkungan harus berjalan beriringan secara pararel, tidak ada kepentingan satu mengalahkan kepentingan yang lain, harus berjalan bersamaan, kita tahu sekarang hutan rusak, DAS rusak, terubu karang rusak, kita harus bisa jaga. Bapak JK menambahkan yang bisa mempertemukan antara kepentingan ekonomi dan kelestarian lingkungan adalah teknologi. Teknologilah yang dapat mengubah dari lahan seluas 1 ha menghasilkan 1,5 juta ton bisa ditingkatkan menjadi padi 6 – 7 ton. Tidak harus membuka lahan yang banyak. Tidak membuka lahan banyak hutan tetap baik, sungai terjaga dengan teknologi dapat menjembatani kepentingan ekonomi dan keberlanjutan lingkungan. Sedangkan paradigma lain dijawab oleh kubu bapak PRABOWO. Lingkungan memiliki daya dukung teritorial, sangat berat menampung ledakan penduduk yang bertambah 5 juta pertahun warga baru Indonesia yang mana ada mulut baru, makan perlu siapkan, dengan kurangnya regulasi dan lapangan kerja maka masalah kerusakan lingkungan ini semakin besar. Banyak jalur untuk menyelesekannya salah satunya dengan meningkatkan kesadaran dan merubah pandangan masyarakat dengan cara pendidikan, membangun pengertian tentang hubungan antara dan pendidikan lingkungan dengan sektor investasi dengan kesadaran lingkungan. Bapak JKW-JK menanyakan impor beras besar yang dilakukan tahun 2012 sebanyak 2,7 juta ton, sedangkan 2008 -2009 swasembada dapat dilakukan, sedang pada tahun 2012 bapak menko saat itu, apa yang keliru dan yang salah, untuk pak Prabowo pada saat itu HKTI ngapain? Penyebab utama adalah perubahan iklim, sehingga saat itu hanya dapat impor tentunya dengan syarat adanya gangguan yaitu perubahan iklim, pada saat itu meningkatkan tambahan dana untuk petani 2 T selama setahun untuk survive atau bertahan, imporpun untuk jenis beras tertentu, misalkan untuk masyarakat asing, sedangkan bapak PRABOWO menjawab saat itu HKTI konsisten menyuarakan untuk tidak import beras. Saat saya menyuarakan itu bapak JK selaku ketua Golkar dan saya kader memanggil dan menegur saya. Kemudian menjawab pertanyaan Prabowo-Hatta mengenai konferensi climate change baik pada kyoto protokol atau yang ada di Bali sejauh mana efektfitas kyoto untuk mengurangi efek gas rumah kaca. Kemudian Bapak JK menjawab Dunia harus bertanggungjawab terhadap tropikal forest. Protes kita terhadap Amerika dan beberapa negara Eropa yang memperlambat kesepakatan seperti didalam REDD untuk harus selalu mendukung dan menjalankannya, jika pelaksana seperti Amerika dan eropa tidak konsisten dalam pembelian carbon, misalnya dengan tidak berjalannya insentif untuk menanam dan reboisasi hutan, maka realitas kita berjuang sendiri dengan kekuatan kita sampai berada pad titik waktunya mereka sadar sebagai tanggung jawab global. Pertanyaan Bapak JK mengenai Energi kritis, impor minyak terbesar dalam sejarah, defist listrik mulai padam dimana - mana , apa yang terjadi dan penyebab krisis tersebut. Bapak Hatta menjawab sejak bapak JK Wapres dari 1 jt barel menjadi 900 rb barel tidak ada yang salah dalam hal ini. Kami berjanji pada tahun 2015 dapat dicleaning menjadi 1jt barel. Mengenai listrik padam karena proyek yang terburu – buru 10.000 MW, maka kami akan membangun tata kelola 54.000 MW, dengan diversifikasi energi secepat mungkin dengan sistem insentif fit n tarif kami yakin dapat mewujudkannya. Kemudian bapak PRABOWO bertanya tentang konfirmasi kampanyenya Bapak JOKOWI mengenai Petani tidak perlu koperasi, padahal kita tahu koperrasi vital bagi nelayan dan petani kita. Bapak JKW menjawab mungkin Pak Prabowo salah dengar, esensi dari masalah petani adalah penguatan kelembagaan. Dengan adanya UU desa anggaran untuk desa 1,4 M pertahun mekanisme menjalankannya misalnya dengan mendirikan badan Usaha Milik Desa (BUMD) bisa juga dalam bentuk koperasi desa mandiri, ternak didesa dipusatkan dalam 1 tempat satu kandang, dikelola petani bersama – sama. Secara terpadu dalam satu desa selain kemandirian peternak juga dapat diwujudkan swasembada energi dengan biogas dan juga pupuk untuk kemandirian pertanian. Asalkan tadi memperkuat kelembagaan ditingkat desa. Pertanyaan pak Hatta mengenai Lingkungan hidup yang bersih, hijau dan sehat akan diberi penghargaan berupa kalpataru untuk kota yang memenuhi kriteria. Seberapa jauh upaya mencapai itu. Bapak JOKOWI, penghargaan kalpataru baik tetapi jika hanya berupa piala saja maka kurang menarik bagi yang lain, maka perlu diberikan insentif untuk untuk mengembangkan program menanam jadi lebih besar, penyelamatan DAS nya jadi lebih massif, mananami catch area atau daerah tangkapan air, akhirnya semua dengan adanya insentif dan perhatian gerakan akan ditiru dan saling berlomba. Semua masyarakat akhirnya ingin bekerja menyelamatkan lingkungan. Bapak Hatta meluruskan maksud dari pertanyaannya bahwa penghargaan bukan terlalu prinsip, refleksi dari DKI yang tidak dapat padahal biasanya dapat, Solojuga belum pernah dapat, apa yang salah atau kriteria yang menjadi indikator yang tidak tepat. Bapak JK menjawab pertanyaannya keliru harusnya ADIPURA bukan KALPATARU jadi tidak perlu dijawab. Sedangkan Bapak JOKOWI menjawab bahwa Solo pernah mendapatkan penghargaan Green Citi dari Kemen LH. Kemudian pertanyaan mengenai harga daging Sapi yang mahal, karena bagaimana strategi mengatasinya. Bapak Jokowi menjawab Strategi jangka panjang dengan cara berani memulai dengan bakalan-bakalan sapi disemua desa yang mempunyai potensi untuk peternakan, kemudian terpadu pada satu lokasi sehingga gampang untuk dicek, pupuk organik dapat diambil dari sana termasuk kedaulatan energi desa dengan adanya sumber biogas peternakan Sapi. Strategi jangka panjang ini diprediksi 5-6 tahun lagi akan stop impor daging. Tetapi untuk strtegi jangka pendek maka import yang sudah ada sebaiknya bukan impor daging hes yang kualitasnya seharga Rp 120.000/ kg tetapi daging karkas, sehingga harganya dapat variasi bermacam-macam, maka tukang baksopun dapat produksi tanpa dipaksakan membeli daging hes. Bapak Prabowo bertanya mengenai sektor pangan, sawah yang berkurang pada 2015 seluas 750.000 ha, maka program solusinbya adalah menambah lahan 2 jt ha untuk pangan, ekstensifikasi dalam waktu dekat 1 atau 2 jt lahan apakah setuju atau tidak? Bapak JOKOWI menjawab, membuka lahan untuk pertanian seharusnya direncanakan dulu, airnya darimana, lahan dibuka bendungannya dibagun dimana, ada sungai atau tidak, karena pengalaman masa lalu seperti di Papua dan sejuta lahan gambut dikalimantan karena dasar dikerjakan proyek bukan program maka hasilnya malah merusak hutan. Ini adalah catatan karena tidak boleh mengulangi kesalahan yang sama. Mengenai konflik lahan permasalahannya tata ruang yang tidak memiliki di data spasial yang unik, kedepan perlu ‘one map policy’ sehingga tidak ada tambang lagi yang mebuka lahan di hutan lindung, tidak ada kebun sawit lagi yang membuka lahan di kawasan konservasi. Pembahasan selanjutnya mengenai renegosiasi kontrak dengan asing, bapak Hatta mengungkapkan keberhasilannya renegosiasi ulang dengan Gas Tangguh di Aceh, sehingga ada peluang masuk APBN 210 T. Bapak JK menjawab, sebenarnya renegosiasi tangguh sudah otomatis dilakukan setiap 4 tahun sekali karena memang peraturannya memang seperti itu. JK juga menyindir kepemilikan newmont yang sekarang diprivatisasi menjadi milik bakrie dan asing. Jokowi menambahkan bahwa kita harus tegas terhadap mafia – mafia yang mempunyai kepentingan – kepentingan. Tim kami dari awal mengantisipasinya dengan cara koalisi tanpa syarat yang salah satunya mau menutup kepentingan – kepentingan tersebut. Dari paparan debat diatas dapat diambil kesimpulan, semua baik memiliki kemauan untuk kedaulatan pangan, kedaulatan energi dan keberpihakan kepada keberlanjutan lingkungan dan masyarakat. Tetapi mana yang paling terukur dan menyentuh rakyat secara langsung. Idealisme Bapak Prabowo-Hatta sangat bagus tetapi masih dataran wacana yang akan dilakukan. Sebaliknya Bapak JOKOWI-JK, setidaknya dengan konsep peternakan terintegrasi selain kedaulatan pangan dan biogas tingkat lokal juga realistis untuk diwujudkan. Keberanian konversi BBM ke BBG merupakan solusi untuk mengurangi subsidi yang selama ini membebani anggaran. Konsep one map policy untuk perencanaan, implementasi dan manajemen evaluasi juga merupakan solusi yang cukup logis untuk menjawab konsep tata ruang dan konflik lahan. Bahasa Tuhan sudah mengingatkan kita antara lain “Telah tampak kerusakan di darat dan dilaut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” Ar Ruum – 30 : 41 Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. Al Qashash – 28 : 77 Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik. Al A’Raaf 7 : 56. Mana yang paling realistis, terukur dan menyentuh untuk dilakukan visi misinya, mana yang paling berpihak pada kedaulatan pangan, kedaulatan energi serta keberlanjutan ekologis tropical forest Indonesia. Hanya pemilih yang tahu, setidaknya 9 Juli 2014 memberikan harapan perubahan untuk Indonesia menjadi lebih baik. Rofiah (Mahasiswa PascaSarjana Ilmu Lingkungan, Universitas Mulawarman – Kalimantan Timur)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar