Like this ?
Sabtu, 15 Juni 2013
INVESTASI JARIYAH DENGAN MENDIDIK ANAK YANG SOLEH DAN BERKARAKTER MULIA
Bismillahirohman nirrohim
Assalamualaikum WR. Wb.
Asshaduallaillaha illallah wa asshaduannamuhammaddar rosulullah
Allahumma sholiala sayyidina Muhammad, wa ala ali Muhammad
Alhmdulillahirobbil alamin
Ibu – ibu majelis taklim yang di kasihi Allah !
Bersyukur atas nikmat Allah yang maha Segala, atas setiap hirupan nafas yang diberikannya, setiap tarikan nafas yang kita hirup memerlukan kurang lebih 500 cc atau ½ Liter kurang dari 1 detik, jika dihitung 1 detik dalam 24 jam nafas yang kita ambil sekitar 43.200 liter atau sekitar hampir 800 tabung besar di rumahsakit jika kita mengalami gangguan kesehatan, ibu – ibu bisa kalikan sendiri berapa tahun usia kita, berapa bulan, berapa hari dengan sehari memerlukan sekitar 800 tabung sudah berapa M uang yang kita harus bayar seandainya tidak disediakan Allah SWT.
Sungguhpun demikian nikmat allah atas kemampuan bernafas serta ketersediaan oksigen ini merupakan nikmat allah yang tidak dapat tergantikan oleh uang berapapun besarnya, Oksigen ini masih akan mengalir melalui peredaran kita membawa sari2 makanan yang kita makan untuk mentenagai tubuh kita, menyuplai sampai ke otak, sehingga kita dapat tumbuh dan berpikir secara lebih jernih dan mendalam. Tentunya manusia yang Iqro, yang terus membaca dan belajar ayat – ayat Allah yang diturunkan lewat Al quranul qarim atau yang bertebaran disekitar kita.
Ibu – ibu majelis taklim yang di rindukan Allah !
Ada 3 perkara yang kelak di hari kemudian tidak akan terputus, yaitu:
1. Ilmu yang bermanfaat, menjadikan ilmu yang bermanfaat tidak hanya dipersepsikan sebagi guru atau pendidik, kita mengaji sama – sama mengikuti majelis taklim, menyebarkan kebaikan – kebaikan seperti ini juga termasuk mengamalkan pengetahuan kita atas ilmu yang dimiliki, mengamalkan untuk hidup rukun dalam rasa syukur penuh tenggang rasa dan kebersamaan tentunya dalam mencintai Rosul menambah syukur nikmat yang di berikannya.
2. Amal Jariyah, mewaqohkan tanah atau bangunan untuk kemashlatan umat, untuk pesantren, untuk masjid, untuk jalan raya, dsb
3. Yang terakhir, adalah perkara Anak yang sholeh dan sholehah
Sebagaimana dalam ayat allah ….
“… Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan mereka sendiri….” (QS. Ar-Ra’du : 11)
Masa depan keluarga, masa depan bangsa, bahkan masa depan kita sendiri kelak setelah melewati fase hidup adalah Anak…
Mencetak anak yang sholeh, yang menyayangi orang tua, yang membiasakan diri mendoakan orang tua baik disaat kita hidup atau sudah tiada. Hal ini merupakan investasi jariyah kita, tidak akan terputus dari kita hidup maupun nantinya setelah masa kita hidup.
Ibu – ibu majelis taklim yang di sayangi oleh Allah ….
Investasi terhadap anak disini tidak dibatasi pada ditinggalinya harta benda emas dan sejumlah uang yang aman dalam rekening bank , rumah dan tanah yang luas…tetapi yang paling utama adalah pendidikan yang baik, yang telah jelas di suratkan dalam ayat:
“ … Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat….”
( QS. Al-Mujadillah : 11)
Bukan harta, bukan baju yang dikenakan, bukan pula mobil yang berjejer atau tanah yang ber hektar tetapi yang membuat derajat kita lebih tinggi adalah ilmu pengetahuan…, tentunya ilmu di sini adalah ilmu yang bermanfaat. Bukan Seperti kita lihat di media atau bahkan lingkungan kita sendiri, tidak sedikit professor atau doctor atau bahkan ulama yang mengamini juga untuk bertindak tidak cerdas hati seperti berbuat korupsi.
Kemudian Allah mengajak kita untuk berfikir lewat ayatnya :
“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak - anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.” (Q.S An- nisa : 9 )
Konsep mendidik anak sholeh berkarakter adalah yang memenuhi ;
Multilingual, attitude/morality, problem solving, IT, skill komunikasi, kritis dan berpikir kreativ, interpersonal skill dan reasoning skill …..
Tentunya mendidikan karakter yang diuraikan tadi, membutuhkan biaya,
sebagaimana sabda nabi : Tuntutlah ilmu sampai ke negeri cina, yang tentunya dari saudi ke Cina butuh biaya, atau orang Jawa Timur memberikan makna dengan Ungkapan Jer Basukhi Mawa Bea…menjadi Basukhi atau manusia yang baik dalam segala hal membutuhkan biaya, biaya untuk mendapatkan sekolah yang baik …..
Penerapan nilai – nilai seperti yang diuraikan tadi tentunya faktor paling utama adalah pendidikan dalam keluarga itu sendiri, tempat anak mempelajari nilai – nilai hidup sebenarnya yang utama adalah seorang ibu, bahkan seorang ibu professor kimia di Negara Israel pun rela tidak melanjutkan karier demi mendidik anaknya, kita tahu bahwa mereka bukan muslim. Tetapi bagaimanapun kondisinya sekolah bukanlah tanggungjawab utama untuk menjadikan anak sholeh berkarakter sebagai investasi jariyah, sekolah hanya mengajarkan dan mendidikan, tetapi yang paling penting adalah pendidikan yang diperoleh dalam keluarga sebagai nilai – nilai praktek dalam keseharian.
Akhirnya Saya tutup Majelis yang sangat mulia ini dengan Kalimat
Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, ia belajar berkelahi.
Jika anak dibesarkan dengan olokan, ia akan rendah diri
Jika anak dibesarkan dengan celaan, ia belajar akan belajar memaki.
Jika anak dibesarkan dengan iri hati, ia belajar kedengkian.
Jika anak dibesarkan dengan dipermalukan, ia akan merasa bersalah.
Jika anak dibesarkan dengan dorongan, ia belajar percaya diri.
Jika anak dibesarkan dengan toleransi, ia belajar menahan diri.
Jika anak dibesarkan dengan pujian, ia belajar menghargai.
Jika anak dibesarkan dengan rasa berbagi, ia belajar kedermawanan.
Jika anak dibesarkan dengan kejujuran, dan keterbukaan, ia belajar kebenaran dan keadilan.
Jika anak dibesarkan dengan rasa aman, ia belajar menaruh kepercayaan.
Jika anak dibesarkan dengan persahabatan, ia belajar menemukan cinta dalam kehidupan.
Jika anak dibesarkan dengan ketentraman, ia belajar berdamai dengan pikiran.
Al Haqu Minallah…Ihdinassirotol mustakim,
Billahitaufiq wal hidayah …
Waasss Wr.Wb
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar